Serdos

Masa evaluasi semacam ini, banyak hal yang terdengar dan bisa didengar. Kolega yang sedang sibuk dengan pelaporan dan evaluasi, mencari bahan-bahan yang dibutuhkan, lalu merekamnya menurut permintaan. Tugas-tugas semacam ini, tidak seluruhnya substantif, karena sebagian …

Masa evaluasi semacam ini, banyak hal yang terdengar dan bisa didengar. Kolega yang sedang sibuk dengan pelaporan dan evaluasi, mencari bahan-bahan yang dibutuhkan, lalu merekamnya menurut permintaan. Tugas-tugas semacam ini, tidak seluruhnya substantif, karena sebagian bisa saja kita klaim sebagai administratif. Tugas substantif dan administrasi, bisa jadi hanya istilah. Dua istilah ini dipakai hanya untuk menggambarkan bahwa mempersiapkan bahan untuk tugas utama, masih belum dianggap selesai karena seseorang harus mempersiapkan hal lain ketika masa waktu untuk melaporkan aktivitasnya.

Saya sering berseloro dengan kolega saja, bahwa bila tiba waktu evaluasi yang sebulan itu, wajah kolega tampak tidak seenak biasanya. Dalam waktu sebulan mereka mempersiapkan dan mengisinya, seperti ada tekanan dahsyat yang membuat mereka tidak semua bisa tersenyum. Malah kalau kita ajak senyum, yang terjadi sebaliknya. Ada sebagian yang merasa tidak serumit yang dialami banyak orang. Khususnya mereka yang secara tertib menata administrasi yang dibutuhkan, mereka dengan mudah mempersiapkan apa yang diminta. Orang-orang yang selalu menyimpan secara khusus setiap file yang didapatinya. Pada saatnya, file yang dibutuhkan itu tinggal ambil saja. Teman yang lain, berpengalaman dalam menyimpan apa yang dimilikinya dalam bentuk soft. Begitu ia dapat sesuatu yang baru, lalu disimpannya dalam bentuk soft copy, lalu disimpan di dunia maya.

Dua contoh teman saya, bisa mewakili kerumitan yang saya gambarkan. Masing-masing memiliki pemaknaan berbeda tentang apa yang disebut sebagai rumit itu. Bisa jadi apa yang dianggap sebagai konsep rumit bagi satu orang bisa berbeda dengan orang yang lain. Rumit dalam benak seseorang, tidak seperti rumit dalam benak orang lain. Dengan dua pengalaman di atas, bisa jadi bagaimana kita dapat memahami kerumitan bagi mereka. Orang-orang yang sudah menata diri, lebih mudah dalam mengambil. Sedangkan yang tidak menata, akan mencari dulu sedemikian rupa apa yang dibutuhkan. Rumit? Entahlah.

Saya berusaha mendengar yang berkata rumit itu. Bagi mereka, memberi alasan, terkait hal-hal yang bukan tugasnya. Bagi mereka, tugas utama adalah memberi kuliah dan mempersiapkan bahan-bahan yang dibutuhkan, baik soft maupun hard. Tugas-tugas selain itu, dianggapnya sebagai bukan tugas substantif. Tugas-tugas administratif. Untuk tugas ini, bagi mereka yang berpikir begitu, idealnya dilakukan oleh petugas lain yang tidak mengganggu konsentrasi tugas utama. Dosen disibukkan dengan tugas-tugas yang sifatnya sangat administratif. Namun itu satu versi. Ada versi yang lain, yang sebaliknya, saya ungkapkan di awal. Orang-orang yang sudah menata diri. Tentu, mereka yang memandang evaluasi sebagai hal biasa dan proses yang mudah, juga sebagai satu pilihan. Hal ini, juga bisa kita belajar.

Leave a Comment