Ujian

Bencana yang terjadi di sejumlah tempat, selalu menghadirkan orang yang mengingatkannya sebagai cobaan. Semua yang terjadi dalam kehidupan manusia, pada dasarnya adalah cobaan. Dalam konteks ini, cobaan tidak hanya dimaknai sebagai berbagai hal yang menghancurkan. …

Bencana yang terjadi di sejumlah tempat, selalu menghadirkan orang yang mengingatkannya sebagai cobaan. Semua yang terjadi dalam kehidupan manusia, pada dasarnya adalah cobaan. Dalam konteks ini, cobaan tidak hanya dimaknai sebagai berbagai hal yang menghancurkan. Tidak sedikit orang yang dicoba dengan berbagai kesenangan.

Kehidupan kita yang pahit, biasanya jauh lebih tahan banting dibandingkan saat berlebih. Orang-orang yang ketika hidup pas-pasan, bisa mengatur kondisi hidupnya sedemikian rupa, namun saat peta berubah dengan adanya berbagai kelebihan, termasuk kelebihan materi, tidak jarang membuat hidup tidak beraturan. Syukurlah orang-orang yang mampu menjaga kondisi hidupnya dengan sempurna.

Dengan hadirnya berbagai cobaan, bukan berarti tidak bisa dijadikan hikmah dalam kehidupan manusia. Banyak orang mempertanyakan mengapa harus ada ujian dalam setiap tahap hidup kita. Tidak semua orang sadar bahwa ujian itu adalah cobaan. Tanpa cobaan, mungkin tidak semua orang sadar mengenai arti hidup dan bagaimana hidup itu akan dijalani secara sesungguhnya.

Pada saat yang sama, tidak semua orang pula sadar bahwa ujian itu pada dasarnya akan membuat kita akan naik kelas. Seperti dalam lapisan kelas yang terus kita alami. Dalam sekolah misalnya, orang-orang yang akan baik kelas, selalu akan menghadapi ujian secara bertingkat.

Tidak semua orang akan mendapatkan ujian yang sama. Anak sekolah taman kanak-kanak akan mendapatkan ujian setingkat dengannya. Demikian dengan anak sekolah dasar, tidak mungkin mendapat bahan uji untuk mereka yang sudah sekolah menengah. Anak kuliah tidak mungkin diberikan bahan-bahan uji dari strata di bawahnya. Semua ada tingkat masing-masing, yang mana ketika tingkat yang satu berhasil dilewati, seseorang akan menghadapi tingkat lainnya yang lebih tinggi.

Begitulah selalu dalam hidup. Ketika orang tak berhasil keluar dari ujian naik kelas, maka ia akan terus berada pada tingkat yang sama. Hanya orang-orang yang berhasil mengatasi berbagai cobaan, yang membuat hidupnya akan naik kelas. Makanya cobaan selalu ditamsilkan seperti dua contoh tumbuhan yang mengalami hal yang berbeda, yakni rumput di tanah atau pohon yang tinggi.

Sebagai manusia, berdasarkan pilihan-pilihan yang tersedia, kita bisa memilih. Kita sendiri yang menentukan apakah kita hanya pantas menjadi rumput yang selalu terinjak, atau menjadi pohon yang tinggi yang selalu ditampar angin dan badai. Menjadi salah satu dari dua itu, ditentukan oleh bagaimana setiap ada masalah kita selesaikan. Setiap cobaan yang datang, bagaimana kita menghadapinya. Penyelesaian dan menghadapi setiap cobaan, akan menempatkan kita pada posisi yang kita pilih.

Uji kesabaran akan membuat kita menjadi semakin tabah menghadapi berbagai suasana. Orang-orang yang mampu melewati setiap cobaan, bukan saja secara fisik dan mental semakin siap menghadapi hidup, melainkan secara pribadi juga lebih cerdas dalam menghadapi tantangan hidup. Tidak semua orang mampu menjalani setiap cobaan. Hanya orang-orang yang tangguh saja yang bisa melewatinya. Dalam tahap ini, kita harus memahami bahwa cobaan apapun, dengan logika naik tingkat di atas, bahwa semuanya itu akan bermakna bagi kita sendiri.

Kematangan dalam menghadapi ujian, akan membuat seseorang juga semakin pandai dalam memaknai hidup. Apapun yang dialami bisa ditimbang-timbang langkah apa yang akan dilakukan. Ketika mengalami sesuatu terus menganalisis secara lahir dan bertanya secara batin apa yang sesungguhnya terjadi. Pandai dalam memaknai, pada tingkat akhir, orang-orang akan sadar bahwa manusia tidak memiliki apa-apa di dunia, dan tidak akan membawa apa-apa ketika akan meninggalkan dunia ini.

Wallahu A’lamu Bish-Shawaab.

Leave a Comment