Cara Pandang Lingkungan

Keraf menyebutkan ada tiga kesalahan fundamental cara pandang manusia terhadap lingkungan. Pertama, manusia dipahami hanya sebagai makhluk sosial (social animal), yang eksistensi dan identitas dirinya ditentukan oleh komunitas sosialnya. Dalam hal ini, manusia tak dilihat …

Keraf menyebutkan ada tiga kesalahan fundamental cara pandang manusia terhadap lingkungan. Pertama, manusia dipahami hanya sebagai makhluk sosial (social animal), yang eksistensi dan identitas dirinya ditentukan oleh komunitas sosialnya. Dalam hal ini, manusia tak dilihat sebagai makhluk ekologis yang identitasnya ikut dibentuk oleh alam. Kedua, etika hanya berlaku bagi komunitas sosial manusia. Etika tidak berlaku bagi makhluk lain yang di luar manusia. Ketiga, cara pandang paradigma Cartesian dengan ciri utama mekanistis-reduksionistis, ada pemisahan tegas antara alam sebagai objek ilmu pengetahuan dan manusia sebagai subjek. Paradigma ini membela paham bebas nilai. Dengan demikian penilaian baik atau buruk ilmu pengetahuan dan teknologi beserta segala dampaknya dari segi moral atau agama, dianggap tak relevan. Hal ini memberi peluang lebih besar pada perilaku eksploitatif sebagaimana disebut dalam penjelasan sebelumnya.

Memperbaiki cara pandang manusia terhadap alam ini, dapat dilakukan melalui penguatan sumber daya manusia. Hal yang terkait dengan filsafat, mengubah cara pandang dari titik antroposentrisme menjadi ekosentrisme. Buku Sonny Keraf, Etika Lingkungan, memberi pilihan-pilihan ini.

Wujud yang lebih kongkret melalui pemolaan kebijakan yang lebih nyata dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Salah satu hal yang bisa dilakukan, antara lain memperkuat kualitas sumber daya manusia yang terkait dengan perubahan paradigma ini. Orang-orang yang tidak hanya melihat alam dan sumber daya di dalamnya secara hitam-putih, menjadi sangat penting dalam masa-masa mendatang.

Pembangunan yang terkait dengan ubah cara pandang, membutuhkan waktu yang lama. Tidak mudah membongkar cara berpikir orang yang sudah mapan dengan pilihannya dan dipraktikkan bertahun-tahun. Dalam hal ini, termasuk ihwal bagaimana agar kebijakan yang tidak sensitif terhadap kualitas lingkungan bisa dilakukan evaluasi dan pembacaan kembali. Bagaimana pun, selaras dengan bagaimana cara berpikir orang, pasti berkorelasi dengan produknya.

Wallahu A’lamu Bish-Shawaab.

Leave a Comment