Soal Menjadi Contoh yang Baik

Penegak hukum, harus selalu menjadi contoh yang baik. Tidak boleh main-main. Ketika memilih menjadi profesi penegak hukum, saya kira dari awal, siapa pun sudah berpikir berbagai tantangan yang akan dihadapi. Masalahnya dalam realitas, berbagai penyimpangan …

Penegak hukum, harus selalu menjadi contoh yang baik. Tidak boleh main-main. Ketika memilih menjadi profesi penegak hukum, saya kira dari awal, siapa pun sudah berpikir berbagai tantangan yang akan dihadapi. Masalahnya dalam realitas, berbagai penyimpangan terjadi, berbagai kemungkaran dilakukan.

Dalam ilmu hukum, para penegak hukum mendapat perhatian penting, karena mereka secara langsung terlibat dalam penegakan hukum. Dibandingkan dengan pembentukan hukum, penegakan hukum jauh lebih menyita perhatian publik.

Banyak pihak yang mengingatkan konsep manusia tangguh pada diri penegak hukum mesti selalu ada. Satjipto Rahardjo (2008) misalnya, menganalogikan bahwa kalau dibandingkan dengan peraturan yang baik, maka penegak hukum yang baik jauh lebih penting. Dalam hal ini, penegak hukum sebagai manusia memiliki semangat untuk memperbaiki kualitas dalam menjalankan peraturan.

Perbandingan peraturan dan penegak hukum, memang sama-sama sebagai hal yang seyogianya dimiliki oleh hukum. Soerjono Soekanto (2002) menyebutkan setidaknya empat hal yang berpengaruh dalam berhukum, yakni hukum itu sendiri, penegak hukum, sarana atau fasilitas, dan budaya hukum masyarakat. Dengan penangkapan tersebut, keempat hal harus mendapat perhatian ekstra.

Sebagai bagian dari publik, kita ada yang tertegun, sakit hati, heran, atau bahkan biasa-biasa saja, jika menemukan ada oknum penegak hukum terlibat dalam kejahatan –bahkan lebih jauh: menjadi pengkhianat. Tertegun, karena ternyata, kita sudah terbiasa melihat banyak orang di sekeliling kita yang tidak mengindahkan nilai kebaikan. Sakit hati, karena semakin hari semakin banyak yang ditangkap, tapi ternyata orang-orang penting terus ketahuan melakukan korupsi. Ada yang heran, ternyata hari-hari yang kita lalui semakin menampakkan wajah miskin keteladanan, dimana khutbah kebaikan selalu dilakukan dan perilaku kejahatan terus terlihat. Sebagian kita malah biasa-biasa saja, karena ketahuan kejahatan sudah lumrah. Setiap hari kita melihat ada saja yang tertangkap melakukan korupsi, sehingga kalau-kalau besok muncul berita serupa, seperti bukan sesuatu yang patut dirisaukan lagi.

Kita boleh bertanya, sedang terjadi apa di negeri kita? Sering kita mungkin merenung, masih adakah orang yang belum tampak keganjilan terjadi dalam kehidupan bangsa ini? Seperti selalu ada jurang antara harapan kebaikan dengan idealitas kejahatan. Orang yang berkampanye untuk hal yang baik sekalipun, kadangkala juga tidak terhindarkan melakukan hal yang tidak baik.

Di berbagai ruang, terus ada kemiringan, padahal keganjilan adalah jurang. Maka semua itu harus diluruskan, kalau tidak, kita akan berkumpul di lembah yang hitam.

Wallahu A’lamu Bish-Shawaab.

Leave a Comment