Musnah

Prof. Stephen William Hawking, memperkirakan sejak hampir dua dekade lalu, bahwa ancaman terbesar manusia bagi ras mendatang, bukanlah nuklir, sebagaimana digembar-gemborkan banyak pihak, melainkan riset biologi. Ilmuwan asal Inggris yang lahir 8 Januari 1942 ini, …

Prof. Stephen William Hawking, memperkirakan sejak hampir dua dekade lalu, bahwa ancaman terbesar manusia bagi ras mendatang, bukanlah nuklir, sebagaimana digembar-gemborkan banyak pihak, melainkan riset biologi. Ilmuwan asal Inggris yang lahir 8 Januari 1942 ini, menekuni bidang matematika terapan dan fisika teoritis. Ia memperoleh Ph.D dari Trinity Hall Cambridge dengan tesis Properties of Expanding Universes. Hawking salah satu manusia yang meyakini bahwa alien (makhluk asing; kehidupan di luar bumi) itu ada. Bahkan menurutnya, jika alien itu mengunjungi bumi, maka sama persis seperti Columbus mengunjungi Amerika. Nasib yang tidak baik bagi penduduk asli Amerika, diperkirakan begitulah jika alien datang ke bumi. Ia sudah memperoleh banyak penghargaan.

Perkiraan riset biologi, antara lain diyakini melalui berbagai virus yang dibuat manusia melalui aneka ragam rekayasa genetik, dapat menghancurkan ras manusia ketika organisme itu terlepas ke lingkungan dan tidak dapat dimusnahkan. Ia akan kehilangan kontrol. Hawking melihat tetap ada yang positif dari semua perkembangan ilmu pengetahuan. Rekayasa genetik, menurutnya, juga memungkinkan manusia melarikan diri ke jagad raya. Ia juga dapat digunakan untuk memperbaiki manusia hingga siap melakukan perjalanan jangka panjang mengarungi jagad raya.

Akhir-akhir ini, hal lain yang diingatkan adalah emisi CO2 yang membuat bumi memanas dan kian panas, hingga akan seperti planet terpanas Venus dengan asam sulfat yang mendidih. Para ilmuwan mencoba berpikir kemungkinan ada jalan yang bisa menyebarkan manusia ke seluruh jagad raja. Sejumlah planet pun diteliti untuk kemungkinan ditempati, terutama yang memiliki keadaan yang sama dengan bumi. Namun demikian, para ilmuwan tetap merasa usia bumi sudah semakin tua, sehingga diragukan ia akan bertahan seribu tahun lagi.

Melalui ilmu pengetahuan, manusia memiliki skema dan ancangan tersendiri mengenai peta dan berbagai kemungkinan yang akan terjadi. Bahkan ilmuan yang memiliki rumus pasti, dapat menduga hal yang seolah-olah memang akan menjadi nyata. Kondisi demikian, oleh agamawan ada yang berbeda. Terutama mengenai dunia keakanan. Mengenai kehidupan abadi setelah mati, Hawking memiliki pandangan sendiri. Dalam keyakinan, kehidupan setelah mati memang terhampar sebagai kehidupan yang tiada batas. Alasan ini yang membuat orang-orang yang berbuat sesuatu di dunia, berharap balasannya suatu saat nanti itu. Maka dalam kitab suci digambarkan bahwa hidup di dunia itu seperti kita mencocok tanam, dimana apa yang ditanam oleh manusia, akan dipetiknya suatu kala. Tanaman yang baik, akan menghasilkan sesuatu baik. Sebaliknya, yang buruk, juga akan melahirkan hasil yang buruk.

Terlepas ada yang tidak menerima hal tersebut. namun apa yang disebut sebagai perilaku manusia, sebagai ancaman masa depan, juga sudah disampaikan dalam al-Quran. Bahwa segala kerusakan yang terjadi di bumi, tidak terlepas dari tangan manusia.

Penegasan ini tidak sederhana. Sejumlah orang melihat manusia sangat  penting posisinya. Pernah suatu kali, ketika menyambut millenium baru, dalam satu tulisannya, seorang diplomat Indonesia, Dino Patti Djalal menulis dengan tegas, bahwa millenium mendatang, yang paling berbahaya adalah perilaku (destruktif) manusia (Harian Media Indonesia, 30 Desember 1999).

Menyambut millenium itu pula, satu dekade yang lalu, Kofi Annan sebagai Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa waktu, dalam menyambut tahun 2000 mengungkapkan dengan guntai bahwa masa depan, bisa saja mendatangkan harapan baru, tetapi juga bisa mendatangkan bencana baru atau malapetaka lama dalam bentuk baru.

Leave a Comment