Seorang guru saya memiliki kebiasaan yang aneh untuk ukuran sekarang. Baginya, hal yang dilakukannya biasa saja. Setiap ada undangan, hal yang pertama dilakukan akan memberitahukan apakah bisa datang atau tidak. Untuk kegiatan yang bisa dihadiri, selalu akan hadir lebih cepat dari jadwal yang dicantumkan. Setidaknya lima atau sepuluh menit lebih awal. Datang lebih cepat, dapat dikatakan sebagai kebiasaan yang sudah dilakukan sejak mahasiswa. Undangan apapun, selama bisa dihadiri, selalu diusahakan tepat waktu. Saya beberapa kesempatan kegiatan bersama, merasakan selalu sampai bersamaan atau beliau yang sampai lebih dahulu.
Bagi saya ada dua pelajaran penting. Pertama, kesediaan untuk menentukan satu undangan itu akan dihadiri atau tidak. Orang yang ada kesempatan sekali pun, kadangkala menyepelekan undangan orang lain. Padahal bisa dibayangkan bagaimana persiapan orang yang mengundang saat menentukan seseorang akan diundang. Tuan rumah sudah memperhitungkan kebutuhan untuk sejumlah orang yang akan diundang. Lebih atau berkurang sekian persen, mungkin sudah diperkirakan. Posisi kita yang mendapat undangan, sering tidak selaras dengan apa yang dipikirkan oleh pengundang. Mereka yang bijak akan memberitahukan jika tidak ada kesempatan. Hal ini akan memudahkan bagaimana tuan rumah mempersiapkan acaranya.
Kedua, tentang datang lebih awal akan memberikan ketenangan bagi mereka yang mengundang. Dengan datangnya orang yang diundang lebih awal, setidak akan membantu membuat mereka lega. Hal ini akan memudahkan mereka berpikir hal yang lainnya. Suatu hajatan membutuhkan banyak pikiran. Tidak semua orang bisa melakukan sejumlah hal dalam satu waktu. Makanya harus dibagi-bagi proses penyelesaian. Melakukan hal tertentu hingga selesai, sering akan memudahkan untuk melakukan hal yang lain.
Masalahnya kehadiran orang lebih awal, tidak selalu diiringi dengan penghargaan yang layak. Orang yang datang lebih awal, dalam hajatan tertentu, harus menunggu lama orang lain yang justru tidak bisa dipastikan kehadirannya. Orang yang datang menunggu orang yang belum tentu datang. Banyak acara memperlihatkan fenomena semacam ini. Panitia menunggu orang yang belum jelas kehadirannya dibandingkan menghargai orang yang sudah datang.
Guru saya tadi, memperlihatkan bagaimana konsisten selalu datang tepat waktu. Dalam perjalanannya, tidak sedikit acara ia harus menunggu lama –entah siapa. Orang yang telah terbiasa dengan pola demikian, apa yang dilakukan pada dasarnya sebagai pola hidup yang biasa dilakukan. Semua perilaku ini terlihat luar biasa bagi mereka yang sudah imun tidak tepat waktu. Orang yang sering demikian, berpotensi tidak tepat janji, karena harus bergeser dari waktu yang sudah dijanjikan. Ternyata menertibkan hidup dapat dilakukan dengan pola yang sederhana. Semua harus dilakukan dengan konsisten disertai komitmen pada diri. Orang-orang yang sudah berhasil melakukannya, sudah memperlihatkan bahwa hal itu bukanlah sesuatu yang sulit.