IQ

Suatu waktu, seorang teman mengeluh, tepatnya mungkin memberi kabar tentang kondisi teman-temannya dulu ketika di sekolah menengah atas. Pada waktu itu, sudah terlihat tingkat kecerdasan anak, melalui sejumlah alat ukur sederhana, misalnya nilai rapor yang …

Suatu waktu, seorang teman mengeluh, tepatnya mungkin memberi kabar tentang kondisi teman-temannya dulu ketika di sekolah menengah atas. Pada waktu itu, sudah terlihat tingkat kecerdasan anak, melalui sejumlah alat ukur sederhana, misalnya nilai rapor yang tinggi, dan aktif di dalam kelas. Anak-anak lain di dalam kelas merasakan kelebihan tertentu pada anak yang memiliki kecerdasan itu, antara lain mampu berargumen, disebabkan faktor bacaan, dan semacamnya.

Dalam perjalanannya, dari kabar tersebut, rupanya banyak anak-anak yang dulu dianggap di atas rata-rata anak yang lain, sekarang pada posisi yang menurun kualitasnya. Pengukuran ini juga bisa emosional, karena yang disebut menurun kualitas dikaitkan dengan profesi yang dijalani sekarang. Profesi yang dimaksud yang dianggap mapan, dalam masyarakat tertentu identik dengan pegawai negeri. Padahal secara umum tidak demikian. Mereka dianggap mampu menopang kebutuhan kehidupan mereka dan keluarganya.

Dilihat dari alasan inilah, banyak anak-anak yang dulu cerdas justru ketinggalan. Sekarang justru banyak anak-anak berhasil dari mereka yang dulu biasa saja. Anak-anak yang memiliki kemampuan biasa, dalam berbagai bidang. Merekalah yang dominan mendapatkan profesi mapan. Jika ditelusuri, maka keberhasilan itu turut ditentukan oleh giatnya mereka yang berusaha. Anak-anak yang dulu biasanya, ketika dalam perjalanan sekolah hingga kuliah, kemudian menyadari ada kekurangan dalam dirinya. Kesadaran ini lalu memacu mereka untuk belajar lebih keras. Dan usaha ini berpeluang mencapai keberhasilan.

Sekiranya kita kembali kepada hal yang terkait dengan kecerdasan, posisi anak-anak demikian, mungkin akan berbeda ketika dites melalui penentuan IQ. Tentu ada peluang akan berbeda. IQ (intelligence quotient) adalah score atau nilai untuk menentukan tingkat kecerdasan seseorang dalam sekelompok orang. Ia menjadi ukuran kecerdasan seseorang. Nilai ini biasanya ditentukan dengan tes tertentu yang dilakukan untuk itu. Kelompok IQ rata-rata berada pada ring 90-110. Sedangkan di atas itu berada pada ring cerdas dan super. Secara utuh, mereka yang memiliki IQ tinggi akan memiliki sejumlah kemampuan, seperti kemampuan menalar, merencanakan, memecahkan masalah, dan memahami gagasan.

Apa yang disebut kecerdasan, pada dasarnya memiliki cakupan makna yang kompleks. Di dalamnya termasuk kreativitas, kepribadian, pengetahuan, atau kebijaksanaan. Seseorang yang dikatakan memiliki kecerdasan, dianggap akan mampu melakukan sesuatu mulai dari perencanaan hingga selesai.

Dengan berangkat dari bagaimana bandingan anak-anak di atas, maka dapat dikatakan bahwa kecerdasan bukan satu-satunya faktor yang menentukan seseorang mencapai apa yang diinginkan. Ada hal lain yang juga sangat penting, yakni pada sejauhmana seseorang itu berusaha mencapai keinginannya itu. Orang yang giat berusaha untuk mencapai, jauh lebih berpeluang dibandingkan dengan mereka yang memiliki kecerdasan tinggi, namun hanya duduk-duduk saja.

Dengan demikian, generasi yang cerdas belum cukup, melainkan harus dipompa oleh giatnya usaha yang harus mereka lakukan dalam mencapai keinginannya.

Wallahu A’lamu Bish-Shawaab.

Leave a Comment