Merawat dalam hal ini bukan bermaksud untuk mengingat-ngingat perilaku yang baik. Merawat terkait dengan tiga hal yang harus mengiringi tekad kita untuk melakukannya. Pertama, sesuatu yang baik idealnya harus selalu menebar seperti penyebaran virus. Pengaruhnya semacam yang terjadi selama ini, banyak orang yang mengikut-ikut perilaku yang dilakukan oleh orang yang dipuja-pujanya, tidak peduli bagaimana moral yang berangkutan. Ketika ada orang yang dirasa terkenal, baik atau buruk, akan diikuti. Tak mengherankan banyak perilaku buruk dilakukan oleh banyak orang bukan disebabkan oleh dirinya sendiri, melainkan disebabkan karena ia mencontoh orang lain yang terkenal, atau orang yang bisa memberi pengaruh bagi dirinya. Dahsyat sekali sekiranya perilaku yang baik itu akan menyebar semacam perilaku yang tersiar lewat perilaku orang-orang dipuja demikian.
Kedua, perilaku baik terkait dengan semangat untuk selalu berbuat lurus dan positif. Perilaku baik dibandingkan dengan semangat yang dipunyai oleh orang-orang yang melakukannya. Seseorang memiliki kualitas kepribadian yang naik dan turun. Ketika saat tertentu, berada dalam kondisi terbaik, namun pada waktu yang lain, turun hingga ke bawah. Dengan semangat yang dipunyai, seseorang bisa menjaga selalu stamina berbuat baiknya itu dengan menjaga selalu semangat yang tinggi. Semangat demikian didukung oleh bagaimana suasana hati masing-masing. Dengan menjaga hal ini, dengan sendirinya semangat bisa terjaga sedemikian rupa. Yang jelas kita tidak boleh membiarkan berada selalu dan terus-menerus dalam semangat yang terpuruk.
Ketiga, perilaku baik membutuhkan strategi untuk selalu menjaga bagaimana seseorang dan lingkungan harus berada dalam kondisi yang baik pula. Intinya perilaku baik itu tidak boleh hanya berhenti pada seseorang. Ketika orang baik, berada dalam lingkungan tidak baik, sedikit pun tidak bisa membawa pengaruh baik tersebut terhadap lingkungannya, maka ia harus segera melakukan evaluasi. Sudah melakukan apa ia terhadap lingkungannya itu. Sekiranya belum melakukan apapun, maka harus segera melakukannya. Sebaliknya, jika sudah mencoba melakukan sesuatu, namun kondisi tidak berubah, maka sudah seharusnya memilih jalan lain yang bisa menyebar virus kebaikan tersebut.
Seseorang yang sudah melakukan sesuatu untuk meluruskan kehidupan sekelilingnya, pada prinsipnya ia sudah terlepas dari tanggung jawab sosialnya. Berbeda dengan mereka yang belum melakukan apa-apa. Hidu selalu berimbas ke dalam lingkungan sosial yang lebih luas. Makanya seseorang tidak boleh berhenti dengan kondisi baiknya secara individual. Semangat yang demikian, harus direncanakan, agar menjadi jalan strategis bagi perbaikan jiwa sosial. Rencana terkait dengan berpikir dahulu sebelum melakukan sesuatu. Memikirkan sesuatu untuk jangka panjang, yang akan dilalui dengan tahapan-tahapan yang sudah dipikirkan sedemikian rupa. Rencana strategis demikian, harus dipikir secara bersahaja, tidak mungkin timbul dan dilakukan dengan tiba-tiba.
Wallahu A’lamu Bish-Shawaab.