Pemahaman Membantu

Pembicaraan ini, tak sengaja terdengar. Saat berada di beranda rumah sakit, saya mendengar pembicaraan dari penunggu pasien. Di tempat kita, penunggu dan keluarga yang menjaga pasien sangat banyak jumlahnya. Pada waktu tertentu, pengunjung pasien bisa …

Pembicaraan ini, tak sengaja terdengar. Saat berada di beranda rumah sakit, saya mendengar pembicaraan dari penunggu pasien. Di tempat kita, penunggu dan keluarga yang menjaga pasien sangat banyak jumlahnya. Pada waktu tertentu, pengunjung pasien bisa semacam orang yang datang kenduri. Ada satu hal yang dipegang oleh banyak orang, bahwa berkunjung itu sangat penting. Alasannya bisa berbagai macam. Orang kampung yang hidup bertetangga dengan orang lain, dan ingin merasa bahwa apapun yang dirasakan oleh tetangganya juga turut dirasakan oleh yang bersangkutan, maka kondisi tetangga mencerminkan dirinya. Tetangga sakit, ia turut merasa sakit. Orang yang demikian, masak kuah bening pun, akan diantar walau sedikit ke rumah tetangganya. Apalagi yang lain.

Pada sebagian masyarakat, berkunjung ke tempat orang sakit bisa menjadi solusi praktis menutupi kebutuhan ekonomi. Di sini ada nilai gotong-royong yang dihidupkan. Cara berpikirnya sederhana. Apabila ada orang sakit yang dirawat, membutuhkan sejumlah uang untuk membeli obat, maka akan diantisipasi secara beramai-ramai. Untuk rumah sakit memang sudah banyak gratis, terutama fasilitas dan biaya perawatan. Pengalaman banyak orang, ternyata tidak semua obat yang gratis selalu tersedia. Untuk kebutuhan inilah, biasanya keluarga pasien membutuhkan sejumlah uang. Dengan nilai gotong-royong, maka saling membantu, dengan jumlah yang sedikit, tetapi orang banyak, maka kebutuhan uang akan tertutupi. Bisa dibayangkan, satu orang dari kampung sakit, apabila dikunjungi oleh 50 orang saja, dengan membawa masing-masing lima ribu, jumlah sumbangan sudah mencapai Rp 250 ribu. Cara membantu yang paling sederhana.

Ada satu pendapat lagi yang juga sangat penting, terutama terkait dengan semangat. Alasan ini, secara persis memang seyogianya dijelaskan oleh orang-orang yang berilmu demikian. Saya dengar dari mereka yang dirawat, ada perasaan lain ketika mereka banyak dikunjungi. Seperti ada kekuatan yang bertambah. Bisa jadi kondisi kesehatan mereka sama saja, atau bahan lebih buruk, namun kekuatan mereka untuk menatap, jauh lebih baik. Ada sesuatu yang mereka rasakan ketika banyak keluarga atau tetangga mereka mengunjungi ketika mereka sedang sakit. Dengan kondisi semacam itu, mereka merasa berharga sekali di lingkungan mereka masing-masing. Setidaknya jika dibandingkan dengan mereka yang tidak banyak atau tidak ada yang mengunjungi. Mereka akan biasa-biasa saja.

Dikunjungi banyak orang atau sedikit, yang harus dipahami bahwa rumah sakit atau tempat dirawat pasien juga memiliki prosedur dan cara mengunjungi. Hal demikian yang harus dipatuhi. Bukan tidak boleh mengunjung, namun mematuhi apa yang telah digariskan, karena terkait dengan kepentingan pasien itu sendiri dan keluarganya. Tidak bisa dibayangkan ketika orang berkunjung banyak-banyak, akan menganggu tidak saja pasien yang bersangkutan, melainkan pasien lain yang di sekelilingnya. Betapa bahagia, ketika pengunjung bisa rapi, ketika berhadapan dengan pasien yang sedang dirawat memberinya semangat seraya berdoa.

Satu hal lagi yang jarang kita perhatikan sebagai pengunjung, untuk selalu mendengar keluhan mereka. ketika mengunjungi orang yang sakit, biarlah mereka yang lebih banyak berbicara ketimbang mereka. Apalagi dengan kondisi apa yang sedang dirasakan. Bisa jadi apa yang dirasakan itu, sudah pernah kita rasakan sebelumnya. Bukan tidak mungkin apa yang kita rasakan dengan yang dirasakan mereka, ada sedikit perbedaan. Harus kita beri kesempatan mereka yang lebih banyak berbicara, apalagi itu keluhan yang seyogianya kita dengar saja. Orang-orang yang pada posisi demikian, perasaannya ingin banyak didengar apa yang ia sampaikan. Percayalah.

Wallahu A’lamu Bish-Shawaab.

Leave a Comment