Saat masih berstatus mahasiswa, saya sering mendapat kesempatan untuk ikut seminar hasil penelitian yang dilaksanakan oleh para dosen. Penelitian yang bernaung di bawah lembaga pusat penelitian ilmu sosial dan budaya. Biasanya setiap penelitian dilaksanakan oleh beberapa dosen. Bukan peneliti tinggal. Minimal akan melibatkan tiga dosen setiap satu judul penelitian. Ada budaya yang sangat ketat pada masa itu, pada proses seminasi hasil penelitian yang dilakukan. Berdasarkan seminar ini, lalu setiap peneliti memperoleh masukan bagi penyempurnaan dalam pelaksanaan penelitiannya. Tidak semua hal mampu dipikirkan oleh peneliti yang bersangkutan. Walau ada peneliti yang sangat progresif, justru dimulai dengan desain riset yang juga melibatkan banyak orang sebelumnya.
Saya sudah menjelaskan pada kolom lain, soal pentingnya desain penelitian lapangan. Suatu proposal penelitian yang sudah diterima, baiknya saat dieksekusi akan menghadirkan satu seminar untuk memetakan berbagai hal yang berkemungkinan akan ada di lapangan. Tidak menganggap sederhana terhadap berbagai hal yang tidak diperkirakan. Soal sederhana bisa jadi akan menjadi masalah serius ketika di lapangan. Seorang peneliti harus memikirkan banyak hal sebelum penelitian di lapangan dilakukan. Dengan kegiatan ini, berbagai persiapan sudah dilakukan, atau berbagai kemungkinan yang akan ditemui di lapangan, sudah dipikirkan sejak dari dalam ruangan.
Proses penelitian sebelumnya terasa berbeda. Paling tidak, begitu saya rasakan waktu itu, saat masih sebagai mahasiswa. Pelaksanaan penelitian juga tampak sangat bersahaja dan dipersiapkan dengan baik. Atau bisa jadi karena berbagai kebutuhan masa itu jauh lebih sulit diperoleh tinimbang era kini. Kebutuhan transportasi, misalnya, waktu sangat rumit dibanding sekarang. Jumlah mobil pribadi sangat terbatas. Harga mobil memang tidak terlalu mahal, namun pendapatan dosen rata-rata rendah. Berbeda dengan sekarang yang mendapatkan banyak tunjangan dan fasilitas. Apalagi mereka yang kebetulan memegang jabatan struktural kampus. Bisa jadi karena kondisi ini, para dosen tidak mau mengulang-ulang berangkat ke lapangan. Maka dari dalam ruangan kampus sudah dipersiapkan dengan baik apa saja dan bagaimana yang akan dilakukan ketika di lapangan.
Begitulah pentingnya seminar sebelum dan sesudah pelaksanaan penelitian. Sekali lagi, jangan anggap sederhana. Pelaksanaan penelitian, tentu saja tak sebatas soal selesai sebuah proyek. Orang dengan mudah menyelesaikan satu hal sebagai laporan, namun kita juga harus berpikir bagaimana kelanjutan dari apa yang dilaporkan tersebut. Jangan sampai sebuah laporan justru menjadi duri bagi pihak dan subjek dalam penelitian kita. Hal lain terkait bagaimana temuan peneliti yang akan menjadi dasar bagi sebuah kebijakan. Ketika satu hasil dan temuan peneliti keliru, akan menghasilkan kebijakan yang keliru. Akibatnya tidak sederhana. Dengan seminar, hal-hal semacam ini biasanya akan didapatkan oleh para peneliti.