Kita harus sering mendengar koreksi teman. Tentang apa yang berubah dari diri kita. Teman kadangkala sangat terbantu dalam proses memperbaiki diri yang selalu kita lakukan. Tidak jarang dari teman, berbagai hal yang tanpa kita sadari, sesungguhnya sedang terjadi.
Sesuatu yang beda, biasanya tidak ditemukan oleh yang dekat. Perbedaan lebih cepat ditemukan oleh orang yang jarang bertemu. Teman yang jarang berjumpa, lebih cepat menemukan ada sesuatu yang berubah dibandingkan dengan orang yang sering berjumpa. Sesekali ketika berjumpa dengan teman, bisa berkomentar banyak hal ketika melihat fisik seseorang yang berubah. Sedangkan orang yang bersangkutan, tidak merasakan hal tersebut secara langsung.
Orang yang berusaha menurunkan berat badan adalah salah satu contoh. Mereka yang berusaha keras untuk menurunkan berat badannya, tidak bisa merasakan sekaligus adanya penurunan tersebut. Apalagi yang tingkat berat badan pada pertengahan, bukan yang kelebihan. Mungkin orang yang benar-benar kelebihan berat badan, adanya penurunan berat badan bisa dirasakan. Namun mereka yang menurun pelan-pelan, tidak terasa. Sebaliknya orang lain yang melihat adanya penurunan berat badan, akan merasakan kondisi tersebut.
Begitulah yang terjadi. Orang yang berusaha menurunkan berat badan harus mengatur pola hidupnya sedemikian rupa. Terutama pola makan yang sangat potensial mempengaruhi berat badan seseorang. Dengan mengatur pola hidup yang teratur, maka apapun sesungguhnya bisa diatur. Masalahnya sejauhmana seseorang itu bisa mengatur pola hidupnya? Kerap orang tidak konsisten pada apa yang direncanakan.
Satu hal yang lebih krusial adalah dengan selalu melihat ke belakang. Orang yang pernah gagal akan menghinggap rasa tersebut ke relung batin yang mengganggu proses selanjutnya. Hanya orang-orang yang benar konsisten yang mampu melewati itu semua. Melihat ke belakang sesungguhnya hanya untuk pembelajaran. Jika diibaratkan perjalanan hidup itu seperti orang yang sedang mengendarai kendaraan, melihat ke belakang bisa dianalogi dengan pemungsian kaca spion. Fungsi kaca spion adalah untuk mengontrol kondisi belakang. Orang yang melaju kedepan, tidak mungkin mengandalkan kaca spion, melainkan harus melihat jelas dan terang kedepan. Orang yang mengandalkan kaca spion, sebagaimana orang yang mencoba-coba berjalan mundur, maka potensi untuk terhambat perjalanannya sangat besar.
Karena hidup berorientasi kedepan, maka mempersiapkan masa depan jauh lebih penting dibandingkan dengan mengulangi masa lalu. Sesuatu yang kita lakukan, seharusnya menjadikan masa lalu sebagai pelajaran, namun harus membangun tekad untuk menjalani masa depan berdasarkan jalurnya.
Hadits Nabi jelas, orang yang hari ini sama pencapaiannya kesuksesannya dengan hari yang lalu, maka orang tersebut termasuk dalam kategori rugi. Sedangkan mereka yang lebih buruk, justru berada pada posisi yang celaka. Hasil yang sama adalah mereka yang rugi. Begitulah dalam agama diingatkan, yang menggambarkan betapa kehidupan itu harus diusahakan ke arah yang lebih baik.
Di luar itu, ada juga fenomena dimana manusia banyak sekali dicoba dengan berbagai macam kenyataan strata sosial. Orang yang kebetulan berhasil dalam mencapai tingkat kemapanan ekonomi, selalu memiliki sisi yang lebih dibandingkan mereka yang secara ekonomi morat-marit. Mereka yang secara sosial lebih dihormati, jika tidak dijaga, berpotensi membuat seseorang tinggi hati. Dengan gelar yang tinggi, seseorang bisa terjeremus ke dalam rasa ujub. Semuanya terpengaruh kepada bagaimana kita mengelola hidupnya.
Wallahu A’lamu Bish-Shawaab.