Nikah

Ungkapan paling terkenal, disebutkan bahwa kondisi dunia yang tidak baik, seringkali tak disebabkan kurangnya orang-orang baik. Kondisi tersebut bisa jadi disebabkan karena orang baik yang tidak bersuara dan merealisasikan kebaikannya, sehingga orang-orang buruk yang menggunakan …

Ungkapan paling terkenal, disebutkan bahwa kondisi dunia yang tidak baik, seringkali tak disebabkan kurangnya orang-orang baik. Kondisi tersebut bisa jadi disebabkan karena orang baik yang tidak bersuara dan merealisasikan kebaikannya, sehingga orang-orang buruk yang menggunakan kesempatan itu untuk mewujudkan keburukannya.

Orang baik untuk merealisasikan kebaikan, juga tidak serta merta. Kadangkala membutuhkan kekuatan, yang mana dengan kekuatan ini, orang memilih diam dan tidak melakukan apa-apa. Doa yang selalu kita tengadahkan tangan, yang kontekstual dengan kondisi ini, adalah meminta kepada Pencipta untuk menunjuk yang baik itu baik, atau yang buruk itu buruk, dan agar diberi kekuatan untuk kita ikuti yang baik dan tinggalkan yang buruk.

Dalam kehidupan, ingatan untuk menjadi baik selalu diingatkan dalam berbagai kesempatan. Tidak terkecuali ketika seseorang akan menjalani pernikahan.

Punya kesempatan menyaksikan pernikahan salah satu kemenakan, tidak hanya akan memberikan semangat menjalani hidup bagi mereka, tetapi yang terpenting juga turut mendengar apa yang dikhutbahkan dalam pernikahan tersebut. Proses pernikahan berlangsung di masjid. Bukan hanya sebuah masjid baru yang sudah terbangun di situ. Masyarakat masih mempertahankan masjid lama di sisinya.

Ada satu masjid tua di kampung ini. Persis di sebelah masjid baru. Saya lihat masjid tua tertutup pintu, dengan kondisi yang mungkin agak rapuh. Atas alasan itu, mungkin, untuk masuk ke dalam dibatasi.

Masjid tua tersebut ditopang oleh empat tiang kayu –untuk masa sekarang, mencari kayu demikian sulitnya luar biasa. Bentuknya juga unik karena kubah berbentuk persegi empat, mengikuti empat tiang kayu sebagai penyangga utama. Di dalam masih terlihat sebuah mimbar, sedang sekeliling masih tidak banyak yang berubah. Dindingnya terlihat sudah rapuh. Halaman sudah disusun keramik yang menyatu dengan lantai masjid yang baru. Sayangnya bentuk masjid baru tidak mengikuti bentuk yang lama, sehingga disayangkan bentuk masjid lama akan terlupakan seandainya nanti tiangnya sudah tidak dapat menahan bangunan.

Di sanalah salah satu kemenakan saya menikah. Dengan umur yang masih muda, butuh banyak pelajaran dan pengalaman. Menikah adalah satu jalan menuju kebahagiaan tidak hanya kehidupan dunia, tetapi hingga kehidupan sesudahnya.

Menurut khatib nikah, apa yang kita kenal sebelum menikah, hanya secuil dari keadaan sebenarnya. Perkenalan sebelum menikah dibatasi oleh tata nilai dan hukum agama. Dengan demikian mengenal seseorang, sebelum menikah sangat terbatas. Perkenalan sebenarnya terjadi setelah seseorang menikah. Setelah melakukan pernikahan, kehidupan sesungguhnya baru diketahui.

Perjalanan demikian, disebut dengan lembaran-lembaran kehidupan. Lembar-lembar yang sebelumnya dikenal terbatas, pelan-pelan terbuka. Ada orang yang memiliki lembaran yang berbeda antara sebelum dan sesudah menikah. Ada juga yang tidak berbeda. Ada orang yang menjalani lembaran itu secara sempurna, ada yang tidak berhasil melalui berbagai masalah dan godaan kehidupan.

Hidup ini tidak berjalan selalu seperti rel kereta api. Dalam perjalanannya, ada batu dan kerikil yang membuat perjalanan tidak mulus begitu saja. Orang-orang yang bisa melewati berbagai kerikil itu, adalah orang yang dalam hidupnya berhasil sebagai proses belajar.

Lembaran kehidupan yang baik harus dijaga dengan baik. Sebaliknya, lembaran yang tidak baik, harus ditinggalkan. Dua-duanya membutuhkan kekuatan. Untuk melakukan meninggalkan perbuatan buruk atau untuk melakukan perbuatan baik, sama-sama membutuhkan kekuatan lahir dan batin dalam mewujudkannya.

Kekuatan untuk melakukan sesuatu dan tahu baik atau buruk, adalah dua hal yang berbeda. Ada orang yang tahu mana yang baik dan mana yang buruk, namun seperti tidak ada keberdayaan untuk melakukan yang baik dan meninggalkan yang buruk.

Menikah bisa menjadi penambah kekuatan untuk melakukan yang baik dan meninggalkan yang buruk.

Leave a Comment