Seorang senior saya menganjurkan untuk selalu menjaga tali silaturrahim. Ia mengaitkan silaturrahim dengan pintu rezeki. Semakin banyak teman, akan semakin mudah berkomunikasi berbagai hal. Orang yang tidak terpikir tentang kita, pada saatnya karena selalu membina hubungan, akan selalu ingat di manapun kita berada.
Menjaga tali silaturrahim tidak dengan modal yang besar. orang menjaga silaturrahim dengan modal pesan pendek yang tersedia gratis. Seseorang yang sedang membutuhkan teman, akan sangat berharga dengan sebuah pesan yang masuk dan menanyakan kabarnya.
Saya bahkan sering belajar dari orang tua yang menghabiskan waktu berhari-hari ketika mengunjungi anggota keluarga yang lain. Orang-orang yang sudah dijauh dipererat dengan berbagai cara. Setiap undang selalu berusaha dipenuhi. Demikian juga dengan musibah atau hajatan. Dengan pola ini akan membuat orang semakin banyak bersyukur dan selalu siap menghadapi kondisi apapun dalam hidup.
Ada satu hal yang dijanjikan Pencipta kepada manusia yang selalu bersyukur adalah dihadirkannya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. Banyak pengalaman orang yang memperlihatkan adanya rezeki yang tidak diduga. Orang yang kesulitan secara ekonomi, ketika membutuhkan sesuatu, tiba-tiba ada jalan yang bersangkutan memenuhinya. Ketika merasa berada pada posisi yang sangat sulit, tiba-tiba sudah ada jalan keluarnya. Orang-orang yang bersyukur dijanjikan akan selalu mendapatkan rezeki yang tidak disangka-sangka tersebut. Mereka yang bersyukur adalah mereka yang selalu memperlakukan harta dan apa yang dimiliki secara baik dan menurut kepentingannya. Apa yang dimiliki tidak disiak-siakan dan diperuntukkan untuk sesuatu yang batil.
Salah satu saluran dalam bersyukur adalah dengan membagi rezeki juga terhadap orang lain. Memang agak berat bagi sebagian kita untuk menyisihkan sebagian harta, baik untuk sesama maupun untuk jalan agama. Ketika datang panitia pembangunan masjid, kadangkala kita merasa harta kita tidak cukup, sehingga kita berikan sedikit saja. Kita gundah bahwa jika diberikan banyak maka akan mengganggu keberadaan harta kita keseluruhan. Demikian juga ketika ada panitia anak yatim, kita sering juga merasa tidak memiliki harta yang sudah cukup untuk menyumbang lebih banyak. Malah kita berharap ketika suatu saat harta sudah banyak, kita akan menyumbang besar. Padahal itu semua sesuatu yang belum terwujud, atau sesuatu yang masih ada di hadapan. Sedangkan yang kita hadapi adalah sesuatu yang nyata, yang menjadi ruang bagi kita untuk mengimplementasikannya langsung.
Wujud bersyukur, juga diwujudkan dengan menjaga tali silaturrahim. Secara lebih luas, orang yang rajin menjalin silaturrahim, berpotensi dalam kondisi sehat, dibuka pintu rezeki, dan berpotensi panjang umur. Dalam kondisi masing-masing, akan terjaga kesehatan jasad. Kondisi sehat, dibuka pintu rezeki, dan kesehatan jasad, pada dasarnya terkait dengan bagaimana kebahagiaan yang kita miliki. Berbagai penyakit yang muncul disebabkan karena orang tidak bahagia. Muncul tekanan darah tinggi dan semacamnya, disebabkan oleh kondisi emosi yang tidak stabil. Orang yang banyak membicarakan orang lain, berpotensi untuk mendapatkan berbagai tekanan penyakit lebih cepat. Mereka yang menghitung-hitung kesalahan orang lain berpotensi mendapatkan stress tingkat tinggi. Belum lagi mereka yang kerjanya hanya menyebarkan berbagai fitnah untuk orang lain.
Sehat jiwa dan raga tidak bisa dipisahkan dari rasa kebahagiaan. Dengan kondisi seseorang yang selalu berada dalam kebahagiaan, memungkinkan yang bersangkutan selalu tersenyum, dan menanggapi berbagai hal yang menimpanya dengan berpikir positif. Kekuatan ini yang menjadikan seseorang bisa menjaga diri dari munculnya musuh. Orang yang menjaga tali silaturahim, sangat takut hilangnya rasa persaudaraan dalam dirinya. Dengan menjaga tali silaturahim, maka orang lain juga akan melakukan hal yang sama. Orang yang sering berkunjung ke rumah orang lain, berpotensi juga untuk sering dikunjungi. Balas-membalas dalam mengunjung ini akan menghadirkan semakin banyak kebahagiaan, setidaknya dibandingkan dengan mereka yang tidak pernah mengunjungi atau dikunjungi oleh siapa pun.
Dengan demikian, orang yang ingin dikunjungi haruslah sering-sering mengunjungi. Kita yang ingin selalu disambut dengan baik, maka kita harus berusaha untuk menyambut orang lain dengan baik juga. Begitulah seterusnya. Apa yang kita lakukan dengan baik, berpeluang untuk mendapatkan balasan yang setimpal dari apa yang kita lakukan. Mari selalu beryukur.
Wallahu A’lamu Bish-Shawaab.