Agak trenyuh saat melihat bagaimana saat seseorang sudah mencapai prestasi, baru ada upaya untuk menghargai. Proses itu sangat instan dan tidak melalui upaya pembelajaran. Seharusnya semua berproses, sebagaimana seorang atlet yang berlatih keras sebagai proses pencapaian prestasi mereka.
Bagi orang tertentu, semua proses itu tidak ada artinya dan dipikir segalanya bisa diganti dengan tumpuk begitu saja. Padahal tidak bisa demikian. Perlakuan tertentu akan menentukan bagaimana posisi seseorang itu selanjutnya.
Begitulah, sejumlah orang pernah mengalami tekanan semacam ini. Dilakukan sesuatu oleh orang lain ketika mendekati even tertentu. Pemain atau atlet hebat akan mendapatkan sesuatu yang miring ketika ia mempersiapkan diri untuk bertanding dalam even yang mungkin akan menghasilkan medali. Politisi mendapatkan sesuatu tentang dirinya ketika masa santing –mendekati proses pemungutan suara. Saya tidak berbicara mengenai bagaimana hasilnya. Menarik untuk melihat bagaimana politisi, atlet, atau pemain bersangkutan ketika mendapatkan sesuatu tentang dirinya yang tidak membahagiakan, ketika masa bertarungnya sudah sangat dekat.
Realitasnya, akan ada penurunan tenaga atau semangat. Di lapangan bola, ketika seorang pemain ditempa oleh sesuatu yang bisa membuat pemain bersangkutan terpukul, maka penampilan biasanya akan terpengaruh. Dengan berbagai goncangan, ia tidak bisa mengeluarkan kemampuan maksimalnya. Bahkan banyak orang yang mengalami hal demikian, akan berhari-hari menutup diri dari akses publik. Sesuatu itu bisa kabar miring tentang keluarga, kasus pertemanan, hubungan pribadi, hingga masalah dugaan melakukan tindak pidana tertentu seperti menyembunyikan harta dari pajak.
Sebenarnya dalam kondisi politik demikian juga. Entah siapa yang atur, ketika mendekati momentum tertentu, ada saja sesuatu yang keluar ke publik. Hal yang sebelumnya adem-ayem, tiba-tiba menggelegar. Belum habis satu hal diperbincangkan, muncul hal lain yang tidak kalah menyita perhatian publik. Biasanya sesuatu yang menyita perhatian itu, akan membuat publik teraduk-aduk kondisi psikologisnya, yang menyebabkan mereka kadang lupa hal yang sebenarnya terjadi.
Bayangan inilah yang sering berlangsung pada seseorang yang hebat. Ketika sedang menjalani sesuatu yang penting dalam hidupnya, ia harus berhadapan dengan berbagai hal tersebut. Padahal sebelum ada even yang penting itu, tidak ada sesuatu yang bisa menggemparkan publik.
Kondisi ini pula menggambarkan bahwa kehebatan seorang pemain tidak hanya dipengaruhi oleh fisiknya semata. Bisa jadi seorang atlet atau pemain hebat, untuk menjaga fisik akan dilakukan dengan menjaga secara rutin dan konsisten latihannya. Dari hari ke hari mereka terus menggenjot fisiknya agar semakin prima. Untuk mendukung kondisi fisik, juga didukung oleh makanan yang diberikan agar sesuai dengan kebutuhan fisik yang sedang berlatih keras. Dalam kondisi ini, mereka juga menjaga tubuhnya dengan mengatur jadwal istirahat yang ketat.
Ternyata, tak sebatas itu. Mereka masih membutuhkan kondisi kestabilan psikis. Makanya ada sejumlah pelatih bola yang melarang pemainnya membaca berita atau menonton televisi ketika mendekati even tertentu. mereka diisolasi dalam ruangan yang pengab terhadap dunia luar. Harapan pelatih biasanya sederhana, agar kepala mereka tidak dipusingkan oleh berbagai kondisi yang di luar lapangan bola. Terkait atau tidak dengan para pemain, kondisi luar lapangan ditakutkan akan mempengaruhi mereka yang akan bertarung di dalam lapangan.
Wallahu A’lamu Bish-Shawaab.