Pernahkah kita merasakan nyaman saat melakukan sesuatu? Pada saat itu, apakah kita merasa berat untuk mengeluarkan biaya atau pun yang dibutuhkan dalam kondisi kita yang nyaman itu? Barangkali akan berbeda. Posisi saat kita sedang nyaman atau tidak nyaman. Pada kondisi yang nyaman, kita bisa jadi tidak perhitungan seperti saat kita sedang tidak nyaman.
Hal lain adalah pada sesuatu yang disukai. Apa yang menarik kita lihat dari sebagian orang? Kita menemukan, bahwa ketika kita suka terhadap sesuatu, kita sering berlaku royal. Kata royal di sini, bermaksud ingin menggambarkan ada sesuatu yang kita keluarkan tidak seperti biasanya. Jika diukur dengan pengeluaran, maka ketika sesuatu sedang menarik, kita akan keluarkan melebihi dari yang selalu kita keluarkan itu. Pahitnya karena yang kita keluarkan melebihi itu, bahkan melebihi dari kita keluarkan untuk kebutuhan keluarga kita sendiri.
Begitulah yang sering terlihat, tidak peduli tua atau muda. Masalahnya adalah apakah kita sadar bahwa seberapapun yang kita keluarkan, pada prinsipnya selalu kita pertanggungjawabkan kelak? Untuk generasi muda harus menancapkan cita-cita dari awal, agar apa yang mau dicapai disertasi fondasi yang kuat dalam proses pencapaiannya. Tidak muncul agenda tiba-tiba yang tidak terkontrol. Semua proses dilakukan dengan serius dan terencana sedemikian rupa. Tidak ada agenda –apalagi agenda tersembunyi—yang muncul tiba-tiba.
Itulah gunanya mengapa seseorang itu harus memiliki cita-cita. Konsep cita-cita pada dasarnya semacam harapan yang dalam pencapaiannya tidak boleh meninggalkan apa yang dinamakan usaha, ikhtiar, dan doa. Target akhir yang disebut dengan cita-cita, banyak orang terjebak dengan ukuran yang sangat materi. Dibayangkan bahwa akhir cita-cita harus selalu pada profesi yang berpotensi menghasilkan banyak uang. Cita-cita dokter, setiap tahun penerimaan mahasiswa baru, masih merupakan profesi yang paling diminati hingga sekarang. Alasannya sederhana, karena dibayangkan profesi dokter merupakan profesi yang sangat mudah mendapatkan materi.
Selain dokter, sejumlah profesi lain yang dianggap potensial menghasilkan rupiah, selalu menjadi incaran. Kemudian profesi pegawai negeri, apabila alat ukurnya adalah pendapatan yang sudah tersedia termasuk ketika pensiun –jika ada umur panjang. Pengusaha juga berpotensi menghasilkan uang banyak, namun profesi ini dianggap terlalu besar risiko. Orang ingin menjadi pengusaha ketika melihat orang yang sudah sukses, dan akan mundur pelan-pelan ketika mengetahui banyak orang yang sukses, selalu merangkak dari bawah.
Akan tetapi generasi muda harus yakin bahwa cita-cita itu memang dicapai tidak dengan berpangku tangan. Pencapaiannya juga butuh doa. Doa ini pada dasarnya pernyataan penghambaan, dari kata “abada. Seorang penulis, Amru Muhammad Khalid, dalam bukunya, Change Your Heart! Rahasia Kekuatan Doa, Cita, Sabar, dan Taubat dalam Meraih Kedamaian Hidup, mengingatkan bahwa seseorang ketika berdoa harus benar-benar yakin bahwa doanya akan diterima oleh Allah. Dengan yakin demikian, seyogianya membuat kita yang berdoa berada dalam posisi yang khusyuk. Ketika berdoa kita mempersiapkan diri dengan sempurna. Kita ingin meminta sesuatu tentu berharap diterima, nah harapan ini kita persiapkan dengan sempurna.
Begitulah seyogianya apapun yang kita lakukan. Fenomena royal ketika suka akan bisa diatasi apabila dalam perjalanan, berbagai proses yang kita lakukan selalu kita persiapkan dengan bersahaja. Kita akan merasa bahwa semua proses akan kita jalani dengan persiapan dan tidak ada sesuatu yang kita lakukan dengan tiba-tiba.
Wallahu A’lamu Bish-Shawaab.