Sederhana

Tidak sedikit masalah besar, selesai melalui tangan-tangan orang yang sederhana. Orang-orang yang bertipe sederhana ini bisa ditemui di banyak tempat, yang kontribusi dalam kehidupan sosial dalam lingkungan mereka sangat besar dan penting. Orang sederhana bukan …

Tidak sedikit masalah besar, selesai melalui tangan-tangan orang yang sederhana. Orang-orang yang bertipe sederhana ini bisa ditemui di banyak tempat, yang kontribusi dalam kehidupan sosial dalam lingkungan mereka sangat besar dan penting.

Orang sederhana bukan pada kemampuan dan kepemilikan materialnya. Tidak juga ditentukan oleh kedudukan tertentu. Umumnya mereka bisa berperilaku sederhana, yang dengan perilaku demikian memungkinkan mereka berhubungan secara lebih dalam di lingkungan sosial mereka.

Orang sederhana biasanya akan turun langsung ke pokok persoalan. Mereka bukan tahu masalah dari mulut orang lain. Mereka tahu persis pokok persoalan. Makanya sebagian masalah bisa ditawarkan konsep penyelesaian.

Hal ini yang ingin saya ceritakan. Belum begitu lama, saya berkenalan dengan seseorang yang sangat memiliki pengaruh di kampungnya. Persoalan apapun yang terkait dengan orang kampung, ia yang jadi tempat bertanya. Kemampuannya biasa saja. Pendidikan formalnya juga bukan sarjana. Ilmu agama seadanya. Dari orang kampung tersebut, saya dapat kabar tentang kelebihannya yang tidak dimiliki orang lain, kejujuran.

Ia selalu berkata sesuai dengan kemampuan. Ia mengaku hanya menurut kemampuan untuk perbuatan. Tidak bekerja ini, menyebutkan itu. Tidak berpikir lain, untuk perbuatan yang lain lagi. Selaras antara apa yang dikata dengan yang dikerja.

Itulah rumusnya. Menurut saya sangat sederhana. Namun bagi kampung, ia menjelma menjadi satu orang rujukan yang bisa sangat mempengaruhi berbagai kebijakan.

Menarik, orang ini memiliki kemampuan untuk mengorganisir pembangunan kampung. Dengan dana kampung yang tidak seberapa, terlihat kampung yang luar biasa. Kebersihan terjaga. Kerapian kampung juga dijaga oleh warganya.

Ketika kampung ingin merehab meunasah, suara tokoh ini sangat berharga. Ketika rapat awal rencana merehab meunasah, warga yang berkumpul di meunasah ditanyakan lebih dulu kepentingan merehab. Warga menjawab dengan kompak bahwa meunasah yang sudah bagus dan nyaman akan berimplikasi kepada ibadah. Meunasah yang nyaman menurut mereka, bukan yang berharga mahal. Tempat beribadah yang nyaman adalah tempat yang kondisi kebersihan terjaga dan bangunannya tertata.

Lalu semua warga bersepakat. Mereka memperhitungkan kekayaan yang mereka punya. Ada yang berjanji memberikan tanah timbun. Ada yang berjanji menyumbang semen, besi, hingga pasir. Tidak kurang, banyak orang yang berjanji akan memberikan tenaga sepenuhnya.

Ketika sampai pada waktunya, semua itu terkumpul. Lalu mereka yang menyediakan tenaga, digilir dua hari per orang untuk mengerjakan rehab meunasah itu.

Saat saya mengunjungi kampung ini, kondisi meunasah sudah rampung. Hanya saja belum dicat. Setelah kampung selesai, masalah lain pun mulai dipikirkan untuk diselesaikan pelan-pelan. Saat itu, saya berjumpa dengan orang-orang yang secara bergotong royong sudah dibantu hidupnya.

Kini, sang tokoh sudah bersepakat dengan warga untuk program lain. Menyumbang untuk memberantas kemiskinan di kampung. Orang-orang yang berkemampuan rendah, ditata oleh mereka. Lalu dibuat kategori, lengkap dengan cara menyelesaikannya. Setiap warga harus menegaskan komitmen jumlah dan bentuk bantuan. Harus konsisten. Tidak masalah seberapa kecil, tetapi diberikan secara konsisten. Setiap penyumbang diberikan kartu dan menulis sendiri sumbangannya.

Model ini dahsyat sekali. Memang pada tingkat kampung. Tetapi bukankah kebahagiaan bernegara bermula dari kebahagiaan kampung?

Model ini perlu dipelajari oleh orang-orang pandai. Memperbanyak orang berkharisma yang bermental jujur, berimbas pada makin banyak masalah yang bisa diselesaikan. Bukan orang yang berkharisma, tetapi berpikir dan bertindak sesuka hati.

Orang yang ingin memahami bagaimana kharisma itu berpengaruh bagi perbuatan baik, saya sarankan untuk mempelajarinya dari orang-orang yang model dari kampung ini.

Leave a Comment