Standar

Kehidupan manusia, sadar atau tidak, dihiasi oleh kelas-kelas. Suatu kelompok masyarakat, bisa saja selalu ditentukan kelas dalam berbagai barang yang dipakainya. Orang tertentu dalam pergaulan kelas, jika dianggap selevel dengan standar kelas, memakai barang murah …

Kehidupan manusia, sadar atau tidak, dihiasi oleh kelas-kelas. Suatu kelompok masyarakat, bisa saja selalu ditentukan kelas dalam berbagai barang yang dipakainya. Orang tertentu dalam pergaulan kelas, jika dianggap selevel dengan standar kelas, memakai barang murah pun bisa dianggap mahal.

Orang yang merasa berstandar tertentu, tidak mungkin pula memakai barang murah. Apalagi kalau ketahuan menurut standar kelas itu, bisa menurun kualitas kelasnya. Padahal memakai barang murah pun, tidak mungkin orang percaya. Semua barang yang dipakai, dianggap sesuai dengan kelasnya.

Masalah kelas ini kemudian menurun pada cara bergaul. Tidak sedikit orang yang memelihara bahasa tubuh dan bahasa verbal menurut standar kelas. Sehingga kalau ada orang yang level tinggi, tiba-tiba berbahasa level rendah, dianggap sebagai sesuatu yang luar biasa.

Seorang kenalan, tiada henti mengagung-agungkan benda-benda yang dimilikinya. Apa saja, terutama benda-benda yang baru dibelinya, apalagi yang dibeli di luar daerah dan di luar negeri. Ada saja cara untuk disampaikan kepada kolega dan teman-temannya. Orang semacam ini, mungkin akan merasa hina diri seandainya memakai benda-benda yang tidak pada levelnya. Sebaliknya, akan semakin percaya diri dan penuh semangat ketika memakai benda-benda berharga. Benda-benda yang dimiliki orang berlevel.

Sering kita mendengar orang-orang yang selalu mengungkapkan bahwa ketika mengantar anaknya saja, rasanya lebih gagah bila memakai Camry. Anaknya juga demikian. Diantar oleh ayahnya dengan memakai Camry, akan membuat semakin percaya diri di sekolah. Tak masalah ia berani mencela anak lain yang diantar dengan kendaraan roda dua atau becak oleh orang tuanya.

Di sekolah, banyak anak kurang mampu yang mendapat cibiran dari anak dari orang-orang berlevel. Orang-orang yang gaya hidupnya demikian, justru akan menganggap anaknya luar biasa, ketika bisa berperilaku dengan mencibir anak yang dianggap di bawah kelasnya itu.

Turunan ini bisa mengalir ke soal-soal lain. Bangga memakai handphone mewah, dengan selalu mengatakan, tangan saya memang sangat pas dengan wajah telepon genggam model begini. Di depan orang, lebih penting memperhatikan telepon genggam ketimbang orang-orang yang di sekelilingnya. Atau jam tangan puluhan juta, dengan selalu bangga, memang jam tangan begitu hanya cocok untuk tangan-tangan yang demikian. Setiap saat memperlihatkan jam tangan pada orang lain, dengan berbagai cara. Memakai kacamata saja, yang harganya puluhan juta, juga ada cara untuk diungkapkan. Ada saja perilaku yang memancing orang untuk melihat wajah dengan selalu bertempel harga di gagangnya.

Intinya, apapun dikonversi kepada harga. Harga yang mahal. Tidak peduli bagaimana tanggapan bahkan perasaan orang-orang yang di sampingnya.

Orang-orang corak model begini, sebenarnya bukan orang yang sedang senang dalam hidupnya. Orang-orang begini sedang berbeban dengan hidupnya. Makanya hidup baginya berurusan dengan hal-hal di luar akal sehat. Hidup bagi mereka adalah soal fasilitas yang harus dipenuhi.

Kita bisa membayangkan berapa banyak orang yang bergelut hidup mati untuk mendapatkan kemapanan hidup. Untuk mendapatkan status, apa saja dilakukan. Kepuasan hidup yang dirasakan ketika orang lain melihat apa yang ia punya. Betapa hinanya sebenarnya tujuan hidup yang dibangun.

Kepada orang lain selalu diungkap masalah harga. Bahwa yang harganya lebih mahal yang selalu terbaik. Sebaliknya, seolah-olah sesuatu yang harganya lebih rendah, akan menampakkan wajah orangnya yang rendah. Tidak masalah dari mana sumber uangnya, asal bisa menghidupi dengan corak yang mahal, dengan kebutuhan yang mahal. Tidak masalah bagaimana relasinya, yang penting bisa menampakkannya kemana-mana.

Menurut saya, betapa rendahnya cara berfikir orang yang seperti ini. Orang yang jalan hidupnya direcoki oleh berbagai ilusi hedonis –suatu mental yang tidak elok dibangun dalam kehidupan manusia. Boleh dibilang, jalan hidup orang seperti ini begitu menyedihkan. Menyedihkan.

Leave a Comment