Tertangkap

Orang harus menjaga diri setiap waktu. Apapun berkemungkinan kita alami. Bersiap atas berbagai keadaan itu yang dibutuhkan agar perjalanan manusia selalu berusaha di jalurnya. Bahasa lain karena ada tuntutan agar menusia selalu berusaha berada di …

Orang harus menjaga diri setiap waktu. Apapun berkemungkinan kita alami. Bersiap atas berbagai keadaan itu yang dibutuhkan agar perjalanan manusia selalu berusaha di jalurnya. Bahasa lain karena ada tuntutan agar menusia selalu berusaha berada di jalan yang lurus.

Barangkali ini yang menjadi alasan filosofis mengapa orang tidak tahu apa yang akan dialami. Terkait dengan keimanan, di satu sisi ia selalu terkait dengan tingkat keimanan seseorang. Di sisi lain, setiap perintah biasanya selalu ada sisi yang bisa digali di belakangnya.

Suatu kali, saya mendapat kabar ada seorang tokoh yang tertangkap tangan karena diduga terlibat dalam menerima suap. Informasi ini termasuk cepat saya terima. Pengirim kabar ini juga tidak menyangka. Benar atau tidak demikian, sebagaimana yang diungkapkan, mungkin masih bisa diperdebatkan. Orang yang kena, berkemungkinan akan mengilah bahwa kejadiannya tidak demikian. Apalagi jika orang yang ditangkap dikenal bersih. Semua pelaku yang ditangkap selalu beralasan demikian. Sekali lagi, apakah memang benar-benar demikian, kita bukan penilik yang pertama. Kita mendapatkan informasi dari pihak lain, yang mana pihak lain itu juga mendapatkan dari orang lain lagi secara berantai.

Tidak semua orang percaya pada keterlibatan tokoh ini. Melihat jumlah uang yang disita, sangat menyedihkan. Hanya puluhan juta saja. Untuk uang sejumlah ini, sungguh sangat disayangkan. Dengan jabatan yang dipegang, sebenarnya ada potensi siapa pun untuk menerima suap. Orang tidak percaya karena melihat dari bagaimana gaya berbicara sang tokoh. Belum lagi jika sang tokoh berpakaian yang tampilan tidak mungkin akan melakukan hal-hal yang tidak seharusnya. Ada kala kita bisa tertipu dengan penampilan. Memahami kondisi ini, orang yang ingin melakukan sesuatu yang tidak baik, tidak jarang akan menggunakan tampilan untuk menyembunyikan keburukan yang dilakukannya.

Kemungkinan semacam ini berpotensi terjadi. ada hal yang tidak kita duga, tetapi terjadi. Bukankah di daerah kita, pernah ada kejadian orang yang tampilan bagus justru ditangkap warga sedang di rumah pijat. Tidak semua orang percaya pada kondisi demikian, namun itulah kenyataan. Orang yang sering tampil di muka publik, ternyata ada juga yang bermoral bejad. Dalam kasus ini juga, orang yang ditangkap memiliki alasan sebaliknya. Sedang berada di tempat yang tidak semestinya dan pada waktu yang tidak tepat. Alasan ini memungkinkan seseorang yang oleh publik dikenal bagus, bisa memutar apa yang terjadi sebenarnya. Akan banyak orang yang percaya pada apa yang diucapkan –kecuali mereka yang secara langsung terlibat dan berada di tempat ketika ditangkap.

Memanipulasi kondisi dan suasana demi keuntungan nama baik di hadapan manusia, bisa dilakukan dengan berbagai cara. Demi kepentingan demikian, berbagai jurus dikeluarkan. Bahkan ada yang berusaha keras menampilkan wajah lurus di hadapan manusia, padahal keadaan sesungguhnya justru sebaliknya. Manusia lupa bahwa selain manusia, ada pantauan Pencipta yang tidak tertipu barang sekejap pun.

Apa yang dilakukan manusia –baik lahir maupun batin—secara persis tercatat sebagai amal kebaikan atau perbuatan keburukan. Manusia seyogianya tidak pernah lupa akan kondisi ini. Bahwa apapun yang dilakukan, di hadapan manusia boleh dibolak-balik kebenarannya. Namun harus disadari, kebenaran itu tidak mungkin dibolak-balik barang secuil ketika berada pada mahkamah Pencipta.

Mengingat ini sangat penting untuk orang-orang yang masih memiliki waktu untuk terus berbuat baik. Maka berbuat baiklah ketika waktu untuk berbuat baik masih tersedia. Jangan sampai tiba-tiba datang waktu ketika kita tidak bisa berbuat apa-apa lagi, sama sekali.

Wallahu A’lamu Bish-Shawaab.

Leave a Comment