Saya sering mendapat undangan acara yang didahului dengan seremoni. Dengan setengah bercanda, saya mengatakan ke teman-teman, bahwa seremoni itu bisa lebih utama dari acara utama. Pada acara tertentu, kita sudah tidak bisa membedakan, yang mana seremoni dan bagian mana yang inti. Penampilan orang dalam seremoni biasanya lebih hebat dari acara intinya. Ibarat pemutaran sebuah film, kadang-kadang dengan perhelatan saat satu film diluncurkan, bisa menutup kerja keras pemain film dan mereka yang mensponsorinya. Tidak terasa apa yang ditampilkan mengecoh dan melupakan film itu sebagai utama. Seremoni sering melupakan orang terhadap acara utama karena gegap gempita seremoni yang sering melebihi inti yang mau dilaksanakan.
Bagi saya tidak mengherankan, disebabkan dua alasan. Alasan pertama, tidak semua orang bisa mengikuti acara inti. Dengan ketentuan yang membatasi, sering diganti dengan acara lain yang bisa menutupi acara inti itu. Tidak semua orang memungkinkan ikut acara utama, menjadi alasan bagi penyelenggara untuk melaksanakan yang lain, untuk menggantikan yang utama itu. Alasan kedua, adalah alasan panggung. Tidak semua tempat orang-orang memungkinkan masuk dalam kegiatan yang dilaksanakan. Tidak semua momentum juga bisa dijadikan sebagai ajang untuk saling bertemu atas nama berbagai kepentingan. Mereka yang bekerja secara politik, momentum itu penting dijaga dalam rangka menjaga ritme keberadaannya dalam percaturan politik. Di samping itu, kepentingan untuk menjangkau dinamika politik yang ada, agar bisa berada dalam kondisi yang stabil.
Alasan itu yang menyebabkan kepentingan untuk memperbesar seremoni (seremonial) dapat diterima. Dalam Kamus Bahasa Indoneisa, seremoni dimaksudkan sebagai upacara. Saya ingin menegaskan seremoni itu berbagai kegiatan awal dalam sebuah acara. Acara pembukaan misalnya. Berbagai acara yang dilaksanakan oleh berbagai pihak, selalu ada seremonial pembukaan. Bahkan seremonial ini yang saya maksudkan melebihi dari inti kegiatan. Untuk kegiatan yang melahirkan prestise tersendiri, bahkan seremonial ini bisa menentukan kegiatan itu berhasil atau tidak. Pembukaan yang tidak mewah dan meriah, dianggap akan berimplikasi kepada opini tidak suksesnya acara inti.
Untuk berbagai kepentingan itu, kemudian tidak mengherankan semua pihak yang berkesempatan berbicara, menggunakan momentum itu untuk kepentingan dirinya yang lain. Para pembicara saat seremoni jadi sering lupa diri. Jika waktu yang sudah diplotkan sekitar satu jam, dalam kenyataan bisa menghabiskan dua hingga tiga kali lipatnya. Tidak ada masalah, ketika semua masalah dan kepentingan bisa tersampaikan dengan baik. tidak mengherankan juga, banyak yang berlomba-lomba untuk mendapatkan kesempatan di dalamnya, apalagi untuk kegiatan yang sangat strategis dan menghadirkan banyak orang penting. Sekecil apapun ruangnya, akan dimanfaatkan. Sekecil apapun kepentingannya, akan dioptimalkan. Kita sering menyembunyikan banyak kepentingan.