Banyak orang memiliki banyak kesempatan untuk saling membahagiakan. Sebagian memilih tidak melakukannya. Jika bertitik tolak dari sebelumnya, tidak semua orang yang berkelebihan yang mampu melakukannya. Dalam arti berkelebihan secara materi. Di sekeliling kita, banyak orang sederhana bisa membahagikaan banyak orang.
Saya ingin menggambarkan posisi kita itu adalah suatu rangkaian semacam susunan tubuh. Dari ujung rambut hingga ujung kaki yang saling terkait. Selain hubungan erat antara jiwa dan raga, sebagaimana sudah saya sebut dalam tulisan sebelumnya. Sesuatu yang menimpa fisik, akan berpengaruh ke jiwa. Demikian juga sebaliknya. Sesuatu yang menimpa jiwa, akan turut membawa pengaruh ke fisik. Orang-orang yang tidak enak pikiran bisa disebabkan berbagai alasan, yang ujungnya bisa tidak bersemangat dalam menjalani kehidupan.
Dalam konteks fisik, rasa sakit dirasakan seluruh tubuh walau hanya luka terjadi pada bagian tertentu saja. Duri yang tertancap di ujung jari, akan terasa hingga ke otak. Sesuatu yang masuk ke tubuh tidak semestinya, semisal tertinggal sedikit ujung duri, akan berimplikasi kepada hal yang lain, yakni infeksi. Bukankah hal-hal kecil kadangkala berpengaruh serius terhadap kesehatan kita?
Begitulah kehidupan. Semangat besar kadangkala hanya disebutkan oleh hal-hal kecil yang dilakukan oleh orang-orang di sekeliling kita. Aktivitas apapun yang kita lakukan, dengan sokongan orang-orang sekitar, akan menyebabkan aktivitas itu lebih bersemangat dilakukan. Bukan hanya itu, perasaan yang muncul dari kondisi semacam itu, tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata.
Sesuatu yang sebaliknya juga memungkinkan selalu terjadi. Kegagalan-kegagalan besar dalam beraktivitas, kadangkala disebabkan hal-hal yang sepele. Hal-hal kecil yang dilakukan tanpa mempertimbangan perasaan, bisa jadi akan menyebabkan sesuatu yang besar tidak bisa diwujudkan. Bagaimana seseorang menjalani kehidupan, bisa jadi rumit, namun tidak jarang tampak begitu sederhana.
Serangkaian aktivitas bisa jadi turut ditentukan oleh serangkaian perasaan. Begitu kira-kira bahasa kehidupan, jika ingin disederhanakan. Betapa banyak orang mampu melakukan sesuatu yang besar karena serangkaian perasaan bahagia itu. Bukan hanya kebahagiaan yang dirasakan dirinya, melainkan juga oleh orang-orang yang di sekitarnya.
Hal ini harus mampu dipahami oleh seorang penulis. Aktivitas yang ia lakukan tidak murni karena diri dan usahanya sendiri. Keberhasilannya ditentukan oleh banyak orang. Apa yang dihasilkan melewati peran orang-orang yang ada di sekitarnya.
Mohon maaf, kita sering lupa, seolah-olah bahagia hanya ditentukan oleh kita saja. Sendiri. Padahal tidak. Kebahagiaan orang-orang sekitar akan mampu menggerakkan karya-karya besar dari seorang penulis. Tidak ada karya besar seorang penulis yang lahir karena usahanya sendiri.
Lalu apa yang mesti Anda lakukan? Jika sebelumnya saya ajak Anda untuk membahagiakan orang-orang sekitar, maka hari ini, coba kita bagi kebahagiaan yang sudah kita raih dalam berkarya. Apa yang Anda rasakan dari karya yang Anda hasilkan, jangan menikmatinya sendiri saja. Libatkan orang-orang di sekitar Anda untuk menikmati kebahagiaan yang Anda rasakan dari karya yang Anda hasilkan.
Saya kira Anda tahu bahwa kebahagiaan itu tidak selalu ditentukan materi. Saya kira saat Anda merasakaan kebahagiaan dari karya, tidak selalu ditentukan karena karya itu sudah menghasilkan materi yang begitu rupa. Ada sesuatu yang lain mungkin tidak semua orang bisa merasakannya.
Dengan demikian, bukankah berarti membagi bahagia itu sesungguhnya sangat sederhana? Anda bisa mencobanya kapan saja.