Siapa the founding fathers itu? Dalam buku Konflik di Balik Proklamasi, BPUKI, PPKI, dan Kemerdekaan, disebutkan ada 68 0rang yang disebut sebagai Bapak Bangsa (the founding fathers) itu. Sebanyak 68 orang itu, dibagi ke dalam empat kelompok besar, yakni Sukarno, Hatta, Soepomo, dan Muhammad Yamin. Secara umum, yang disebut sebagai the founding fathers adalah mereka yang secara langsung terlibat dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia dari penjajahan bangsa asing dan berperan dalam perumusan bentuk atau format negara yang akan dikelola setelah kemerdekaan (Sularto & Yunarti, 2010).
Para Bapak Bangsa ini berasal dari berbagai latar belakang, termasuk latar belakang pendidikan, daerah, agama, dan suku/etnis yang ada di Indonesia. Mereka dianggap memiliki keunggulan pemikiran, visi keindonesiaan, dan tingkat intelektualitas yang tinggi. Namun demikian, ditelusuri dari sejumlah literatur, nama yang disebutkan dari 68 orang itu, hanya ada 44 nama saja.
Berikut dirangkum sekilas sejumlah nama dengan penjelasan ringkas dari masing-masing tokoh, yakni: (1) Ir. Soekarno –sejumlah literatur menyebut Sukarno (lahir di Surabaya, 6 Juni 1901, meninggal di Jakarta, 21 Juni 1970, menjabat Presiden Republik Indonesia 17 Agustus 1945 hingga 12 Maret 1967, dengan pendidikan Technische Hoogeschool te Bandoeng, 1921-1926); (2) Drs. Mohammad Hatta (lahir di Bukittinggi 12 Agustus 1902, meninggal di Jakarta, 14 Maret 1980, menjabat Wakil Presiden RI dari 17 Agustua 1945 hingga mengundurkan diri pada 30 November 1956, dengan pendidikan di Handels Hogeschool dan Economische Hogeschool); (3) Mohammad Yamin (lahir di Sawahlunto, 24 Agustus 1903, meninggal di Jakarta, 17 Oktober 1962, jabatan sebagai Anggota Nasional Indonesia Pusat dan sejumlah menteri hingga 1962, pendidikan terakhirnya Rechtshoogeschool te Batavia tahun 1932); (4) Soepomo (lahir di Sukoharjo, 22 Januari 1903, meninggal di Jakarta, 12 September 1958, menjabat Menteri Kehakiman dari 1945 hingga 1950, pendidikannya Bataviasche Rechtsschool dan Universitas Leiden di bawah bimbingan Cornelis van Vollenhoven); (5) Sutan Sjahrir (lahir di Padang Panjang, 5 Maret 1909, meninggal di Zurich, 9 April 1966, pernah menjabat Perdana Menteri Indonesia dari 14 November 1945 hingga 20 Juni 1947, mengenyam pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Amsterdam); (6) Sri Sultan Hamengkubuwono IX (lahir di Ngasem pada 12 April 1912 dengan nama Gusti Raden Mas Dorodjatun, meninggal pada 2 Oktober 1988, memegang jabatan Wakil Presiden pada 1973-1978, pendidikannya di Universitas Leiden dengan studi Indologi); (7) Ibrahim Gelar Datuk Sutan Malaka atau Tan Malaka (lahir di Pandam Gadang, 2 Juni 1897, meninggal di Selopanggung, 21 Februari 1949, pendidikannya di Rijksweekschool tahun 1913-1919); (8) Ki Hajar Dewantara, lahir di Kadipaten Pakualaman, 2 Mei 1889, dengan nama Raden Mas Soewardi Soerjaningrat, meninggal di Yogyakarya pada 26 April 1959, dengan pendidikan School tot Opleiding van Inlandsche Artsen, Europeesche Lagere School); (9) Agus Salim (lahir di Koto Gadang, 8 Oktober 1884, meninggal di Jakarta, 4 November 1954, jabatan tang pernah dipegang Menteri Luar Negeri, pendidikannya Europeesche Lagere School; (10) Radjiman Wedyodiningrat (lahir di Yogyakarta, 21 April 1879, meninggal di Ngawi, 20 September 1952, pendidikannya di Universitas Amsterdam tahun 1910 dan School tot Opleiding van Inlandsche Artsen tahun 1903-1904).
Selain sepuluh nama di atas, nama-nama lain yang termasuk dalam deretan Bapak Bangsa adalah Amir Sjarifuddin Harahap, Achmad Soebardjo, Mohammad Natsir, Sjafruddin Prawiranegara, Teuku Mohammad Hasan, Abdurrahman Baswedan, Owa Koesoemasoemantri, Andi Pangeran Pettarani, Habib Idrus bin Salim Aldjufrie, Oey Tjong Hauw, A. A. Maramis, Burhanuddin Muhammad Diah, Johannes Leimana, Djoeanda Kartawidjaja, Soekardjo Wirdjosandjojo, Oey Tiang Tjoe, Otto Iskandardinata, Ki Bagus Hadikoesoemo, Faradj bin Said Martak, Johannes Latuharhary, I Gusti Ktut Pudja, Samsi Sastrawidagda, Mohammad Amir, Sam Ratulangi, Yap Tjwan Bing, Soetardjo Kartohadikoesoemo, Abikoesno Tjokrosoerojo, Buntaran Martoatmodjo, Siauw Giok Tjhan, Abdul Abbas, A. Rivai, Soediro, Harsono Tjokroaminoto, Soekarni, Andi Sultan Daeng Radha, Chaerul Saleh, Sajuti Melik, dan Samaun Bakri.