Patuh

Tidak semua yang dilakukan kita pahami. Sebabnya berbagai hal. Orang melakukan sesuatu, yang tidak dipahaminya, kadang-kadang hanya ingin mendapat sanjungan. Anda tahu bagaimana sejumlah orang yang kecelakaan dalam berswafoto hanya ingin mendapat tempat bagus. Lalu …

Tidak semua yang dilakukan kita pahami. Sebabnya berbagai hal. Orang melakukan sesuatu, yang tidak dipahaminya, kadang-kadang hanya ingin mendapat sanjungan. Anda tahu bagaimana sejumlah orang yang kecelakaan dalam berswafoto hanya ingin mendapat tempat bagus. Lalu apa kepentingannya? Ternyata hanya ingin mendapat sambutan suka dari orang-orang yang di sekitarnya.

Barangkali Anda pernah melihat atau bahkan merasakan ada anak muda yang mulai mencari-cari alasan untuk tidak mematuhi orang tuanya? Ketika orang tua membutuhkan bantuan, ada saja alasan. Paling tragis ketika si anak tidak memiliki aktivitas apapun, tetap berusaha untuk membantah orang tua dalam hal apapun. Hal demikian sering terjadi, terutama pada mereka yang sudah bergeser dari usia anak-anak menuju remaja. Pada fase ini, anak-anak sudah merasa membutuhkan lebih banyak waktu di luar dibandingkan di rumah. Ada sesuatu yang dirasakan oleh si anak ketika ia berhasil sehari-suntuk bersama teman-temannya. Tidak banyak orang tua yang berusaha mencari tahu di mana tempat anaknya sering menghabiskan waktu. Orang tua sering diam dan terkesan tak mau tahu dengan siapa anak-anaknya bergaul. Bahkan orang tua ada yang tidak gelisah ketika ada anaknya berhari-hari tidak menghabiskan waktunya di rumah.

Mereka yang bisa memahami gejolak generasi muda tanggung itu, menyebut fenomena itu sebagai sesuatu yang wajar. Yang tidak wajar adalah ketika orang tua tidak ikut terlibat untuk mengarahkan kehidupan anaknya. Anak kadang-kadang dibiarkan bebas. Padahal dalam suasana demikian, anak membutuhkan teman untuk mendengarkan ceritanya. Sayang sekali ketika anak tidak bercerita kepada orang yang berhak. Akibatnya bisa bermacam-macam. Orang tua yang mau mendengarkan berbagai cerita anaknya, cenderung bisa menghadapi berbagai keadaan. Dengan kondisi anak yang semakin terbuka kepada orang di rumah, semakin mudah pula mengontrol dan mengawasi berbagai aktivitas dan pergaulannya. Perhatian inilah yang seharusnya optimal diberikan, sehingga anak-anak merasa ia selalu ada yang memperhatikan.

Pertumbuhan saat usia demikian, emosional sedang meledak-ledak. Belum lagi perkembangan hormon tertentu yang membuat posisinya sedikit berbeda dibandingkan umur ketika mereka anak-anak. Di samping itu, yang lumayan penting, pada kondisi mereka yang secara umum pada umur demikian sangat labil. Perlu ada yang mengarahkan dan kesalingan sambil mendengar. Sudah mengarahkan ketika kita tidak pernah mendengar cerita mereka. Peluang dalam mendengar inilah, pikiran mereka bisa dirawat. Merawat pikiran itu juga membutuhkan energi. Pikiran itu harus selalu kita jaga. Apalagi pikiran baik. Ada orang ketika sedang berpikiran baik harus dikontrol secara ekstra.

Jangan biarkan mereka jadi galau –bahasa anak muda masa kini. Namun ada sedikit perbedaan antara galau sebagai istilah bahasa dengan galau yang disebutkan pada generasi muda. Dalam bahasa, galau itu ketika sedang banyak pikiran. Akan tetapi ketika ia melanda anak muda, mereka merasa pikiran sedang tidak tentu arah. Galau itu kata anak-anak sekarang, ketika mereka sedang tidak bisa memilih dari banyak hal yang menyesak di pikirannya. Pikiran yang macam-macam harus dijernihkan. Pikiran yang membuat amburadul banyak hal lainnya, itu harus diarahkan untuk hal-hal yang positif.

Wallahu A’lamu Bish-Shawaab.

Leave a Comment