Pembangunan Yang Tidak Boleh Melupakan Manusianya

Sebelumnya sudah saya sebutkan bahwa TV dapat dilihat sebagai satu wujud upaya membangun. Atas dasar inilah, tahun 1970-an, Departemen Penerangan membagi-bagikan Televisi walau masih terbatas. Upaya untuk itu dilakukan untuk mendekatkan informasi kepada masyarakat terkait …

Sebelumnya sudah saya sebutkan bahwa TV dapat dilihat sebagai satu wujud upaya membangun. Atas dasar inilah, tahun 1970-an, Departemen Penerangan membagi-bagikan Televisi walau masih terbatas. Upaya untuk itu dilakukan untuk mendekatkan informasi kepada masyarakat terkait apa saja yang sedang dilaksanakan dan diprogramkan. Informasi yang semakin cepat dan tersebar secara luas, akan memudahkan pemerintah dalam melaksanakan pembangunannya.

TV sebagai hasil teknologi, memiliki manfaat besar, sekaligus tidak boleh melupakan potensi dampak negatifnya. Untuk mengantisipasi keadaan ini, saya kira negara juga terus-menerus mengembangkan langkah-langkah yang dilakukan. Hingga sekarang, kita bisa lihat pengembangan struktur hingga kultur dalam mengantisipasi dampak negatif tersebut. Untuk struktur, disediakan lembaga-lembaga yang akan memantau tayangan-tayangan yang disediakan saluran TV. Mereka yang memiliki stasiun TV, tidak boleh sembarangan menyiarkan hal-hal yang pada akhirnya berdampak secara luas. Sedangkan untuk kultur, salah satu yang selama ini dilakukan adalah membatasi kelompok umur yang menonton TV. Satu tayangan tertentu, tidak selamanya cocok untuk semua umur.

Perpaduan antara struktur dan kultur inilah, dapat dibaca sebagai upaya dalam menjaga masyarakat dari dampak teknologi, sekaligus dampak dari pembangunan. Jika secara struktur, lembaga lalu membuat aturan main terkait bagaimana siaran yang harus disediakan oleh pemilik stasiun TV, maka secara kultur, idealnya masyarakat menjaga diri berdasarkan kelompok umur. Ada kode tertentu yang tampak di sudut sebelah kanan, misalnya SU atau BO. Jika dalam penyedia tayangan lebih besar dan tak berbatas, ada kode lain yang juga tersedia, misalnya R13 atau D18, dan sebagainya.

Tayangan-tayangan yang berkode SU, diperuntukkan bagi semua umur penontonnya. Tayangan ini, dalam proyek pembuatnya, dipandang aman bagi semau umur. Sedangkan BO termasuk dalam kategori yang membutuhkan bimbingan dari orang tua. Anak-anak yang menonton tayangan yang berkode BO, harus memantau dengan baik. Dan pada saatnya, orang tua harus menjelaskan secara baik maksud dari tayangan yang ditonton. Kedua kategori ini bisa diakses dengan baik dari semua saluran. Sedangkan saluran khusus yang bertuliskan R13 dimaksudkan dengan mereka yang sudah remaja di atas 13 tahun. Tayangan semacam ini idealnya tidak ditonton oleh anak yang masih di bawah usia tersebut. Demikian juga D18, yang diingatkan hanya untuk dewasa, yang dalam dunia hiburan, biasanya akan muncul di atas jam 22.00 WIB.

Ada hal lain yang juga harus diingatkan, bahwa pengkategorian usia tersebut, tidak selalu berjalan selaras dengan cara nilai agama. Misalnya apakah semua tayangan sudah tidak berdosa untuk ditonton. Walau kategori semua usia (SU), namun jika diisi oleh orang-orang yang tidak menutup aurat, dalam agama tetap akan dianggap berdosa bagi yang menonton aurat orang lain.

Wallahu A’lamu Bish-Shawaab.

Leave a Comment