Dalang

Tidak jarang orang akan menggunakan berbagai cara untuk mencapai kemenangan atau keberhasilan. Seharusnya semua proses yang dilakukan untuk mencapai kemenangan dan hasil yang baik, adalah cara-cara atau strategi yang baik. Bukan sebaliknya, untuk mencapai kemenangan …

Tidak jarang orang akan menggunakan berbagai cara untuk mencapai kemenangan atau keberhasilan. Seharusnya semua proses yang dilakukan untuk mencapai kemenangan dan hasil yang baik, adalah cara-cara atau strategi yang baik. Bukan sebaliknya, untuk mencapai kemenangan dan hasil yang baik, namun ditempuh dengan cara-cara yang buruk bahkan liar.

Kemenangan sering didapat dari olahraga atau kontes. Kata ini selalu menunjuk bahwa ada pihak yang kalah di samping mereka yang menang. Keduanya sudah berusaha, namun pemenang dianggap hanya milik satu pihak saja, sehingga yang lain sebagai pihak yang kalah, hanya memiliki ruang untuk melihat saja ekspresi mereka yang menang.

Keberhasilan yang lain, dalam kehidupan kita, seharusnya juga ditempuh dan dicapai dengan proses yang benar, strategi yang baik, dan jalan yang lurus. Ketika untuk mencapai keberhasilan, namun ditempuh dengan cara-cara yang kotor, hasil akhir pun bisa dipertanyakan. Tidak boleh menggunakan hal-hal yang tidak baik walau untuk tujuan yang baik.

Hal ini penting untuk selalu diingatkan. Semua yang baik harus selalu dari yang baik juga. Suatu kali secara tiba-tiba, satu status teman menyebut kata dalang. Kata-kata yang sangat mudah keluar apabila ada satu atau beberapa peristiwa. Ada dua maksud, pertama untuk menemukan orang-orang yang memang sangat berperan penting dari sebuah peristiwa, dalam hal ini agar tidak salah dalam menemukan otak dari peristiwa itu. Maksud ini sangat baik, agar dalam suatu peristiwa, yang disebut dalang tidak langsung disangka karena hanya seseorang memegang mikrofon atau menyetir mobil untuk membawa orang-orang yang terlibat. Atau bukan juga karena dalam rapat, orang yang menyediakan kopi, menyeduh, atau mereka yang menggunakan talam untuk mengangkat kopi. Tidak jarang, yang sering kena adalah mereka yang menyediakan rumah mereka untuk pertemuan-pertemuan.

Kedua, sebagai sebuah siasat ketidakberdayaan. Karena diketahui ada orang-orang yang tidak mampu disasar –mungkin karena kekuatan atau pengaruhnya, lalu muncullah istilah perlu dicari dalang yang lain lagi. Entah untuk sasaran akhir atau sasaran antara, maka menemukan yang demikian bisa penting bagi publik, terutama terkait dengan ancangan awal mengungkap secara utuh dari yang di balik peristiwa.

Untuk status teman saya ini, saya langsung teringat pertandingan sepakbola final World Cup 2006 antara Italia dan Prancis, di mana sebuah peristiwa tragis terjadi. Zenedine Zidane menabrakkan kepalanya ke dada Materazzi. Upaya itu membuat Materazzi tersungkur. Materazzi sebagai yang tertabrak, bagi wasit, menjadi tidak penting apakah ia benar-benar sakit atau hanya pura-pura sakit. Dalam sebuah pertandingan, memang tidak boleh menggunakan fisik untuk menjatuhkan lawan. Akan tetapi pernahkah wasit mengejar sesuatu di balik penggunaan fisik itu? Skenario yang menyebabkan seseorang itu bisa mendapat kartu merah –sesuatu yang menjadi catatan paling pahit dalam perjalanan karier profesi. Rasanya yang disebut terakhir itu, tidak –atau mungkin jarang sekali.

Atas dasar itu, saya kemudian menelusuri definisi dari kata dalang. Dalam Kamus Bahasa, yang dimaksud dengan dalang adalah orang yang mengatur (merencanakan, memimpin) suatu gerakan dengan sembunyi-sembunyi. Dalam permainan wayang, dalang adalah orang yang memainkan wayang. Wayang itu sendiri adalah boneka tiruan orang yang terbuat dari pahatan kulit atau kayu dan sebagainya yang dapat dimanfaatkan untuk memerankan tokoh dalam pertunjukan drama tradisional (Bali, Jawa, Sunda, dsb), dimainkan oleh seorang dalang. Dalam makna yang lebih pas, wayang adalah pelaku (yang hanya sebagai pelaku, bukan perencana); orang suruhan yang harus bertindak sesuai dengan perintah orang lain. Ketika wayang dimainkan, maka tidak bisa tidak, ada yang memainkannya, atau mereka yang mendalang.

Dengan demikian, bukanlah dalang itu tak selalu Zidane? Dalang itu bisa saja Materazzi atau ada orang lain yang menggunakan Materazzi sebagai umpannya? Bukankah bisa jadi seperti itu? Akan tetapi Anda semua jangan marah, saya hanya menduga demikian. Dan bisa jadi, dugaan saya itu keliru.

Berbagai tragedi yang terjadi, bukankah bisa jadi ada strategi liar yang bermain? Tragedi ini disusun sedemikian rupa, dengan target yang mungkin tidak mampu kita duga. Orang-orang yang membangun rumah dari pasir yang rapuh, tidak akan bertahan. Apatah lagi, mereka dipakai untuk menjalankan strategi liar ini. Di lapangan sepak bola, kita sudah sering melihatnya. Di lapangan kehidupan, Anda bisa merasakan sendiri.

Leave a Comment