Imut

Masalah kriminal menjadi satu daya tarik tersendiri, terutama terkait dengan tayangan yang akan dikomersilkan. Berbagai hal yang menarik akan dijadikan bahan untuk tayangan yang menarik. Namun harus dilihat bahwa semua hal berefek kepada masyarakat luas. …

Masalah kriminal menjadi satu daya tarik tersendiri, terutama terkait dengan tayangan yang akan dikomersilkan. Berbagai hal yang menarik akan dijadikan bahan untuk tayangan yang menarik. Namun harus dilihat bahwa semua hal berefek kepada masyarakat luas.

Suatu kali, ada tayangan yang diulang. Sebuah tayangan berita mengenai penangkapan tersangka pemutilasi perempuan hamil oleh polisi seminggu yang lalu. Kasus ini sendiri seperti menyimpan banyak kisah di belakangnya. Berbagai dugaan yang disampaikan, seperti ada bara yang tersimpan lama. Ibarat api yang sudah memuncak di dalam sekam, ia hanya menunggu satu pemicu –walau kecil—membuat semuanya bisa berantakan dalam sekejap. Akan tetapi, lupakanlah mengenai apa yang sebenarnya tersimpan di balik itu. Kerja keras dan cepat dari polisi harus diapresiasi dalam hal ini. Tidak mudah membuka tabir dalam kasus yang begini. Namun mereka pelan-pelan berhasil membuka tentang apa yang terjadi. Membutuhkan keahlian khusus.

Saya tidak ingin mengomentari hal tersebut lebih jauh. Hal penting dari saya adalah mengenai kondisi tersangka yang ketika ditangkap dalam kondisi menangis. Seorang anak muda, berjenis kelamin laki-laki, ditangkap di sebuah warung, jauh dari tempatnya melakukan mutilasi itu. Dari segi wajah, barangkali tak terpikir bisa melakukan kejahatan yang demikian. Akan tetapi jangan lupa, banyak wajah yang berlaku justru sebaliknya. Apalagi dalam berbagai perkembangan, tesis yang menyebutkan kejahatan terkait dengan wajah, ternyata sudah berulang-ulang dipatahkan. Wajah yang bercorak tertentu, tidak bisa lantas diklaim dekat dengan kejahatan. Kenyataannya, wajah-wajah cantik dan ganteng, ternyata bisa melakukan hal yang tidak bisa diduga. Pelaku perkosaan yang melakukan kekerasan seksual terhadap keluarga dekat, dengan wajah yang imut. Gadis mulus ternyata ditemukan sebagai pencuri sepeda motor. Orang yang bekerja di lembaga hebat, kedapatan menjadi agen narkotika. Begitulah ketika pelaku mutilasi ini ditangkap. Dengan wajah yang luar biasa, ternyata diduga melakukan sesuatu yang bisa mengecoh mereka yang melihatnya.

Ketika menangkap, dan ia menangis, menambah suasana berbeda. Suasana semacam ini menjadi aneh bagi saya karena menimbulkan tanda tanya, yakni benarkan pelaku mutilasi itu sudah berubah dari mereka yang bengis ke mereka yang lembut? Dalam hal ini, pelaku kekerasan yang terungkap sangat sadis, jangan-jangan bisa dilakukan oleh mereka yang ternyata tampak lembut. Bisa dibayangkan seseorang yang menjadi tersangka pembunuh keji semacam mutilasi, ternyata sewaktu ditangkap bisa menangis terisak. Apa yang akan Anda pikirkan ketika menonton berita semacam ini. Saya tidak bisa menghilangkan kecurigaan bahwa tangisan ini ada maknanya –yang paling jelas pilihannya hanya dua: tangis karena takut atau tangisan buaya. Ada yang sesuatu yang diharapkan di balik itu, apabila seseorang melakukannya dengan pilihan kedua. Apabila dugaan sebagai pelaku sangat kuat, maka menangis mungkin diharapkan akan mengurangi tensi dugaan itu.

Dalam alasan demikian, sudah tentu membutuhkan petugas yang tidak tergoda untuk memberi hati. Petugas tidak boleh terkecoh dengan upaya pengelabu, yang membuat kesangsian bagi penyidikan lebih jauh atas kejahatannya. Di samping itu, hasil yang baik selalu diperoleh dengan kerja keras. Mereka yang melakukannya dengan bersahaja, cepat dan tepat, memungkinkan hasilnya juga akan diperoleh sebanding dengan usahanya itu.

Wallahu A’lamu Bish-Shawaab.

Leave a Comment