Dapat dikatakan bahwa menulis itu sebagai aktivitas yang tidak boleh berhenti. Bukan pekerjaan setengah-setengah. Ia harus berkelanjutan. Aktivitas yang harus dilakukan secara terus-menerus. Berkesinambungan. Masalahnya adalah tidak mudah menjaga keberlanjutan itu.
Jika kita mengikuti perkembangan para penulis di surat kabar, misalnya, selalu terlihat para penulis yang silih berganti. Sedikit yang bertahan. Nama-nama yang terlihat secara konsisten, jumlahnya bisa dihitung jari. Bahkan di koran-koran besar sekali pun, para penulis yang bertahan, sangat sedikit jumlahnya.
Ada penulis yang dari segi konsistensi produk berhasil dijaga. Seseorang yang mampu menelurkan tulisan, misalnya dalam waktu tertentu. Satu opini dalam waktu seminggu, dan sebagainya. Ada penulis, yang bermasalah pada kualitas. Memang dari segi produktivitas tidak masalah, namun kualitas dari karya, kadang-kadang menurun drastis.
Seseorang bisa mengalami berbagai hal, disebabkan oleh sejauhmana proses belajar berhasil dilakukan. Orang-orang yang berhasil menjaga kualitas, umumnya disebabkan pada keseriusan menganggap suatu aktivitas sebagai suatu proses belajar yang tiada henti. Tua atau muda membutuhkan proses ini. Tidak saja yang usianya yang muda, proses belajar juga dibutuhkan oleh mereka yang tua.
Semua aktivitas itu, dijangkar oleh daya lain yang namanya tekad. Semangat untuk selalu melakukan aktivitas tertentu secara kontinyu, berkelanjutan, serta menjaga kualitasnya dengan baik.
Tekad itu selalu harus dirawat. Orang-orang yang berjanji akan menulis sepanjang waktu, itu harus diwujudkan. Orang menulis berbeda dengan orang sebatas berpikir. Orang yang menulis adalah mewujudkan apa yang dipikir. Orang-orang yang bergerak mewujudkan apa yang dipikirkan tersebut, salah satunya adalah melalui menulis itu.
Ada latihan tertentu yang harus dilakukan. Rumus yang sering saya pakai adalah dengan mencatat apa yang saya ingat. Mengapa harus saya catat? Karena apa yang saya ingat sekarang, belum tentu masih terpikir nanti. Semenit kemudian, belum tentu apa yang tadinya saya pikirkan masih terawat dengan baik.
Begitulah tekad dirawat. Ada upaya terus-menerus untuk mewujudkannya. Hal lain yang harus dilakukan adalah terus belajar dengan berusaha selalu menulis. Orang-orang yang belum bisa menulis, tidak bisa selalu beralasan bahwa ia tidak bisa menulis. Orang-orang yang belum bisa menulis, lalu berusaha sekuat tenaga, suatu saat bisa jadi akan melampaui orang-orang yang sudah mapan dalam menulis.