Spion

Selalu ada pertanyaan mengenai seberapa penting kekayaan masa lalu bagi masa sekarang. Tiba-tiba dalam kunjungan silaturahim idul adha, saya mendapat satu wejangan dari orang bijak. Katanya kira-kira begini. Orang itu tidak mungkin kembali ke masa …

Selalu ada pertanyaan mengenai seberapa penting kekayaan masa lalu bagi masa sekarang. Tiba-tiba dalam kunjungan silaturahim idul adha, saya mendapat satu wejangan dari orang bijak. Katanya kira-kira begini. Orang itu tidak mungkin kembali ke masa lalu. Yang memungkinkan dilakukan oleh orang-orang adalah menjadikan sesuatu yang terjadi pada masa lalu sebagai ruang evaluasi bagi kehidupan kita pada masa sekarang. Dengan mengevaluasi yang demikian, memungkinkan adanya banyak kemudahan hidup bagi kita untuk masa sekarang dan masa yang akan datang.

Di sinilah, masa lalu diibaratkan sebagai kaca spion, yang hanya melihat ketika dibutuhkan. Lagi pula kaca pion selalu lebih kecil dari kaca depan, yang terhampar bisa melihat dunia yang lebih luas. Orang-orang yang menjadikan kaca spion yang lebih lebar dari kaca depan, ingin mundur ke belakang.

Masa lalu dalam konteks demikian, sebenarnya yang konek dengan realitas keinginan kita pada masa kini. Ketika banyak orang menoleh ke masa lalu, sesungguhnya bukan ingin menjemput masa yang telah lewat itu, melainkan menjadikannya sebagai senjata untuk memudahkan kehidupan kita masa kini dan masa depan.

Ada yang tidak biasa melihat tayangan masak akhir-akhir ini. Kompetisi berlangsung ketat. Pada saat yang sama, setiap orang ingin memperlihatkan kemampuannya secara luar biasa. Usaha ini ternyata tidak harus dilalui dengan cara-cara yang mahal dan mapan. Hasil yang luar biasa bisa dilalui dengan cara yang sederhana, namun bukan cara biasa. Dengan kreativitas yang tiada henti, banyak yang sederhana bisa dijadikan sesuatu yang luar biasa. Langkah inilah yang sudah dilakukan banyak orang, khususnya dalam dunia masakan. Salah satunya adalah banyak yang mulai menggunakan alat-alat yang dianggap sebagai potret masa lalu.

Semua televisi memiliki tayangan masak dan makanan. Hal ini bisa diverifikasi. Tidak ada televisi yang tidak memiliki hal ini. Bahkan secara khusus, sejumlah televisi menyiarkan tayangan mengenai kompetisi masak. Di sinilah terlihat sekali bagaimana daya kreasi dari masing-masing peserta. Ada yang kategori peserta anak-anak, ada juga yang biasa. Sesuai dengan kemampuannya. Tak jarang bahkan anak-anak pun, memiliki kemampuan yang luar biasa ketika mereka diasah sedemikian rupa.

Dalam sejumlah tayangan seperti itulah, ada yang dengan alasan tertentu, menggunakan alat-alat tertentu dalam memasak. Untuk menggiling mulai kembali digunakan penggiling tradisional, baik yang terbuat dari batu maupun yang terbuat dari kayu, yang digunakan untuk menggiling bumbu. Padahal dengan mesin penghancur, bisa dilakukan dalam waktu yang lebih singkat. Mereka yang melakukan memiliki alasan tertentu. bisa terkait dengan tekstur, bisa juga dikaitkan dengan rasa. Sejumlah bumbu yang akan terjaga tekstur dan rasa apabila digunakan cara tertentu, merupakan salah satu contoh dari alasan ini.

Dengan kompetisi yang ketat, banyak pula restoran atau rumah makan yang sudah kembali menggunakan konsep masa lalu, dengan cara masa kini. Saya tak hendak menilai apa kelebihan dan kekurangan dari masing-masing, misalnya terkait dengan kandungan kesehatan tertentu. Kecenderungan ini ketat terlihat. Para penjaga gawang dapur sudah menganggap daun pisang sebagai sesuatu yang sangat penting. Tempurung kelapa sudah jamak digunakan untuk menghidangkan menu tertentu. Sama seperti penggunaan bambu untuk membakar jenis masakan tertentu. Penggunaan demikian, dengan cara dan proses yang tepat, dipandang akan mampu memberi tekstur dan rasa tertentu yang diinginkan. Dengan tekstur dan rasa demikian, diharapkan akan memudahkan seseorang menjadi pemenang dari kreasinya.

Kondisi ini menggambarkan bahwa perkembangan dunia semakin pesat, tak berarti bahwa orang-orang tidak menoleh lagi ke belakang. Sesuatu yang dianggap sudah di belakang, bukan berarti tidak bisa lagi dipergunakan. Ke arah sana para penjaga dapur itu sedang memacu. Sesuatu yang dianggap tradisional dan masa lalu, kemudian didayagunakan dengan mengubah persepsi orang secara berbeda. Bahkan ketika pengunjung menikmati, ada persepsi yang akan berubah bahwa semua hal yang dulu dianggap masa lalu dan tradisional, justru dianggap sebagai daya kreativitas yang lahir dari mereka yang memiliki imajinasi yang luar biasa.

Wallahu A’lamu Bish-Shawaab.

Leave a Comment